KELOMPOK 4
- MUHAMMAD YUSRON KAMILA (2330110008)
- NUZULUL LUTHFIANA SAHIDA (2330110012)
- ALFIATIN NI’MAH (2330110019)
- MUHAMMAD IHSAN HARIYANTO (2330110020)
(Mahasiswa IAIN Kudus)
Budaya Dhandhangan di Kudus
Di kota Kudus, Tradisi dhandangan dilakukan setiap tahun untuk menyambut bulan suci Ramadhan, Tradisi itu berasal kata “Ndang” yang berasal dari bedhuk yang ditabuh,yang berbunyi NDANG-NDANG( AYO), yang di dengar oleh semua orang yang tinggal di kudus dan diluar kudus, semua orang ini datang ke masjid menara untuk meninta penjelasan dari sunan kudus tentang cara menyambut bulaan suci.
Makna simbol dalam tradisi dhandhangan ada 10 yaitu; bedhug,barongan,memakai pakaian putih seperti santri sunan kudus,galungan air suci, galungan makanan, jadah pasar, bungan telon, dan kemenyan.karena tradisi dhandhangan adalah bagian dari budaya kabupaten kudus hendaknya dapat berkembang,dilestarikan,dan diturunkan kepada generasi berikutnya.sehingga dapat menjadi sumber yang dapat terpercaya, hendaknya dapat digunakan sebagai dasar dalam menetukan dan memutuskan kebijakan pemerintah dibidang kepariwisataan dan perekonomian masyarakat.
Tradisi Dhandhangan bermula jesak tahun 450 yang lalu,tepatnya saat syeh jafar shodiq / yang lebih kerkenal sunan kudus memperkenalkan dan menyebarkan agama islam di utara jawa tengah.sunan kudus merupakan pemimpim tertinggi terkait agama islam di kabupaten yang dijuluki “kota kretek” ini pada adab 16 silam. Kehadiran beliau sangat disegani,serta di akui dalam keilmu agama khusunya ilmu fikih dan falaq.
Sunan Kudus juga dikenal sangat mengerti dan sangat ahli mengenai penerapan tanggal. Kala itu, Setiap menjelang datangnya bulan Ramadhan banyak yang berkumpul di sekitar Masjid Al AQSA baik itu dari sekitar kudus maupun luar kudus,untuk menanti pengumuman 1 Ramadhan dimulai, momen berkumpulnya warga maupun santri itu pun dimanfaatkan orang-orang sekitar Masjid Menara untuk berjualan,ada yang berjualan makanan,minuman selama 10 hari. Tradisi dhandhangan meningkat pada tahun 1980-an,mereka tidak hanya menjual makana, minuman tetapi menjual pakaian.