Oleh Ali Musyafak
Kepala MTsN 1 Pati
Mendengar kata Azzahir, saya teringat sebuah lingkungan di kota suci Mekkah Provinsi Mekkah, tepatnya di sebelah barat Arab Saudi. Namun Azzahir yang saya maksud bukan tempat tersebut, melainkan sebuah majelis yang didirikan oleh Habib Ali Zainal Abidin Assegaf, menantu Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan, Jawa Tengah pada tahun 2004 silam.
Majelis dzikir sholawat yang dipadu grup rebana dengan vokal andalannya Syahru Afi (Afi Azzahir) awalnya berlaga hanya di setiap malam Jumat kliwon dan di lingkungan Kabupaten Pekalongan. Namun, seiring dengan perkembangan pesatnya, grup sholawat yang terinspirasi dari grup Habib Syech Solo itu mulai melanglang buana ke seluruh penjuru nusantara lewat kegiatan safari mauludnya, sehingga hampir tidak ada malam tanpa Azzahir, dari satu tempat ke tempat lain, dari satu waktu ke waktu berikutnya, yang akhirnya begitu ketat jadwal manggungnya. Untuk mendapatkan satu kesempatan menghadirkan Azzahir saja butuh waktu lama, tidak cukup hitungan bulan namun bisa menunggu satu tahun berikutnya.
Saking begitu banyaknya para pecinta Azzahir bersama Habib Ali Zainal Abidin Assegaf-nya, maka terbentuklah komunitas yang bernama Zahirmania, yang sampai saat ini anggotanya tercatat puluhan ribu tersebar di setiap desa, kecamatan, kabupaten, bahkan provinsi.
Mungkin tak akan percaya kalau belum membuktikan sendiri, malam itu, Jumat 25 Agustus 2023 saya mendapat undangan VVIP di sebuah acara acara Kudur Bersholawat. Tertera dalam undangan pukul 20.30 wib, sebelum pukul 19.00 wib. saya sudah sampai ke lokasi, ternyata lapangan sudah separo lebih dipadati oleh manusia, saya perhatikan di redup kegelapan, masih banyak orang berlalu lalang, berjalan dengan cepat menuju lapangan, baik tua muda, anak-anak, laki-laki perempuan, orang kaya miskin, semua menuju ke satu pusat perhatian yaitu lapangan tempat Azzahir bersholawat. Rupanya mereka berlomba-lomba, ingin cepat sampai, takut tidak kebagian tempat, ingin dapat posisi di bagian terdepan, mereka datang dari seluruh penjuru, baik dari dalam desa, kecamatan, kabupaten, bahkan dari luar kabupaten, mereka tidak mau ketinggalan Azzahir.
Ternyata Azzahir punya daya tarik dahsyat tersendiri, ia mampu menyedot perhatian dan cinta ribuan manusia, tercatat puluhan ribu manusia mampu berkumpul dalam satu titik dengan satu tujuan yang sama, yaitu mengharap rahmat Allah dan syafaat rasulullah melalui lantunan sholawat merdunya Habib Ali Zai nal Abidin Assegaf.
Jam 8 tepat saat itu, Habib yang berparas ganteng berhidung mancung, mulai menarik suaranya dengan sholawat Allah-Allah. Tak tersadarkan, ribuan pecinta sholawat itu ikut melantunkan shalawat merdunya, dengan menengadahkan kedua tangan karena cinta rasulullah, mereka larut dalam kegelapan, bahkan sesaat mengeluarkan suara lantang karena harus bersama-sama mengucapkan shalawat.
Empat jam tak terasa, para penggemar sholawat tidak bergeming dari tempat duduknya, bahkan ada hujan pun mereka masih tidak hiraukan, yang akhirnya diakhiri dengan mahallul qiyam juga doa.
Setelah berdoa pun dan habib meninggalkan tempat, mereka masih berkerumun di depan panggung, karena tidak bisa bersalaman langsung dengan habibnya, rupanya mereka berebut berkah dari apa yang ada di panggung, baik minuman, makanan, bahkan bunga pun diambil barokahnya, sampai akhirnya mereka membubarkan diri dengan tertib satu persatu.
Saya pikir wajar, karena acara pada malam hari sehingga banyak masyarakat yang sempat mengikuti acara yang diidam-idamkan. Ternyata tidak demikian, di MTsN 1 Pati, dilaksanakan acara yang sama, dengan tajuk MTsN 1 Pati Bershalawat. Tak terkira oleh Habib Ali Zainal Abidin Assegaf yang biasa manggung di malam hari, ternyata di MTsN 1 Pati dihadiri puluhan ribu orang pula, tercatat undangan yang hanya 3 ribuan, ternyata lebih dari 10 ribu juga hadir dalam acara yang digelar MTsN 1 Pati dalam rangka mensyukuri prestasi terbaiknya dengan mengharap Rahmat, syafaat, dan karomahNya.
Kapasitas tratak 10 ribu yang diperuntukkan para siswa, wali murid, dan alumni MTsN 1 Pati ditambah siswa guru dari madrasah/sekolah sekitar tak tersisa sejengkal pun, bahkan para Zahirmania dari berbagai daerah tetap hadir, mereka rela berpanas-panasan di bawah payung mereka sendiri, walaupun di luar area mereka dengan khidmat tak bergeming dari jam 08.00 pagi sampai jam 12.00 siang.
Subhanallah, ternyata tidak ada bedanya antara malam dan siang, Azzahir selalu jadi magnet Zahirmania dari mana pun, bahkan saat di MTsN 1 Pati sudah diumumkan, kalau azzahirnya hanya untuk kalangan pribadi, tertutup, namun tidak menyurutkan rasa cinta mereka untuk menyerbu hadir melantunkan sholawat bersama grup rebana yang merdu di hati disambung suara khas dari habib yang menyentuh hati pula. Sampai tak terasa lelah walaupun Jumat malamnya habis mengikuti sholawatnya sampai jam 01.00 dini hari, dan malam harinya pun akan ada di daerah lain lagi, yang tentunya juga sampai larut malam lagi.
Begitu dahsyatnya pengaruh Azzahir untuk umat, maklumlah kalau cinta sudah terpatri di dalam hatinya, mereka akan mengorbankan segalanya untuk yang dicintainya, tak peduli harta, nyawa pun akan dikorbankan begitu pula mereka yang cinta sholawat lewat lantunan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dan Azzahir, pasti mereka rela dan ikhlas mengorbankan segalanya, tak peduli harta, waktu, tempat, dan nyawa sekalipun.
Menurut saya, ini bisa menjadi modal besar bagi umat islam terutama islam Indonesia yang rahmatan lil’alamin, untuk menyatukan umat islam Indonesia dari sabang sampai merauke, dari segala aliran yang ada untuk lebih mencintai NKRI harga mati. Terutama dapat dijadikan sarana untuk lebih menguatkan dan nenebalkan iman serta islam kaum muslimin agar semakin cinta kepada Allah melalui cinta kepada Rasulullah. Dengan memperbanyak sholawat kepada Rasulullah melalui lantunan dan cintanya kepada Azzahir yang akhirnya umat islam lebih mencintai Allah dan Rasulullah di atas cintanya kepada selainNya.
Wallahu a’lam