Penulis: Dedi Usman
Salah satu virus baru yang menggemparkan dunia di awal tahun 2019 yaitu Covid-19, covid-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Gejala secara umum adalah, deman, pilek, batuk, sakit tenggorokan, sesak nafas, letih, dan lesu. Dan gejala pada pasien yang tergolong kasus menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, hingga kematian karena gagal nafas. Menurut Ahli virologi dari China menyatakan, Masa inkubasi sekitar tujuh sampai 14 hari, dan covid-19 merupakan jenis virus baru. Covid-19 dapat menyebar melalui udara dan kontak langsung dengan penderita.
Penderita yang terpapar virus covid-19 yang mungkin mengalami gejala berat akan mendapat perawatan di rumah sakit dan sedangkan apabila bergela ringan akan dikarantina di suatu tempat tertentu, seperti rumah sendiri dan hotel. Memang virus ini mudah sekali menular, untuk melindungi diri maka tenaga kesehatan diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat merawat dan menangani pasien.. Sesuai Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, disebutkan, karantina adalah pembatasan kegiatan atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangan, meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi, atau pemisahan peti kemas, alat angkut, atau barang apapun yang diduga terkontaminasi dari orang atau barang di sekitarnya (Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan Kumpulan (Endraswara, 2006:176).
Bercerita tentang pengalaman terpapar covid-19, seakan tidak percaya virus ini ada mengingat yang kasat mata dating dengan tiba-tiba dan mengubah segala lini kehidupan diseluruh Negara yang ada di dunia mulai pendidikan, kesehatan, ekonomi, pariwisata dan lain sebagainya. Sampai berita ini diturunkan di media social baik youtube,FB,IG Berita TV dll, tak banyak juga yang percaya dan masih menggap virus ini tidak akan sampai Indonesia, namun hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan akhirnya virus covid-19 benar-benar masuk di Negara kita Indonesia, tak sedikit yang percaya dan masih banyak juga yang tidak percaya dan pada puncaknya pemerintah mengambil kebijakan mulai pertengahan maret segala aktivitas dilaksanakan secara terbatas dari rumah. Dalam mengatasi hal ini pemerintah kemudian mengambil kebijakan yang serba cepat dengan adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai dari sini aktivitas orang Indonesia seadanya berangsur-angsur mulai berubah total setiap keluar harus memakai masker, wajib cuci tangan dan jaga jarak, tak hanya itu kegiatan-kegiatan masyarakat seperti seni juga dihentikan total,yang mengakibatkan banyaknya PHK, pengangguran sekolah pun dilakukan secara daring dari rumah. Delapan bulan berlalu pemerintah akhirnya membuat kebijakan baru untuk sedikit melonggarkan agar roda perekonomian jalan maka dibuatlah New Normal, dikit demi sedikit kegiatan masyakat mulai berjalan walapun harus taat protocol kesehatan.
Setelah kebijakan new normal diberlakukan beberapa tempat wisata mulai buka dengan penuh rasa gembira sayapun mencoba pergi keluar kota sampai beberpa kali dan mengujungi tempat-tempat wisata yang ada di Yogyakarya, semarang dan Kudus selang dua minggu dari perjalanan keluar kota itu tiba-tiba badan terasa lemas sampai beberapa hari namun aku berpikir ini adalah kecapean biasa karena memang kesibukan tiap hari padat, 5 hari kemudian tepatnya pertengahan November badan jatuh sakit yang mana diawali dari deman naik turun hingga beberapa hari, kemudian timbul sariawan dan sakit tenggorokan aku berpikir ini adalah flu biasa, nanum hari demi hari berjalan sakitnya tidak berangsur membaik tapi makin parah dan indra penciuman mulai tergangu, hingga puncaknya saya rasakan sakit luar biasa pada tenggorokan sehingga sulit makan, dan akhirnya saya minta dilarikan ke Rumah Sakit terdekat, kemudian di tes hasilnya Positif covid-19, seketika itu saya masih tidak percaya bahwa saya terpapar covid-19 karena selama pandemic saya lumayan taad protocol kesehatan mulai pakai masker cuci tangan dll, tapi apalah daya hasil tes menunjukan saya positif dan akhirnya dikarantina di rumah sakit, hal terberat yang belum pernah aku alami yaitu sakit tanpa bisa melihat keluarga terdekat, hanya diperbolehkan komunikasi dari video call. Selama karantina di rumah sakit hari-hari aku habiskan berbaring dengan inpus dan sesekali memakai oksigen , namun aku bersyukur ada dokter perawat dan kerohanian yang sewaktu-waktu mengecek kesehatanku jadi bisa menghiburku, kemudian setelah 5 hari karantika saya dinyatakan boleh pulang untuk melanjutkan isolasi mandiri di rumah karena kondisi badan sudah lumayan membaik,hal terberat kedua yang aku alami adalah mental bagaimana tetangga tau masyarakat tau kalo aku positive covid-19 sedang dirumah ada orang tua sepuh, namun saya di semangati oleh ibu jangan mikir yang tidak-tidak fokus kesehatan dan kesembuhan, serta dukungan dari orang terdekat, sehingga 3 minggu setelah melakukan isolasi mandiri,setelah tes dan konsultasi sama dokter yang merawat, akhirnya dinyatakan bisa aktivitas kembali.
Apa hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini , pertama dengan adanya covid-19 ini kita dilatih untuk bersyukur ingat kepada allah swt untuk selalu menjaga kesehatan, kedua adalah untuk intropeksi diri atas perbuatan-perbuatan yang dilakukan, ketiga tidak boleh menyepelekan makhluk tuhan walaupun sekecil virus kalo kita terpapar akan sakit ke empat ,melatih sifat Optimis,sabar dalam menerima cobaan dan yang terakhir adalah sebisa mungkin kita bantu pemerintah dalam rangka menangani pandemic covid-19 dengan selalu taat protocol kesehatan.