Patinews.com – Budaya, Sekuel kedua dari Film Saridin (Syeh Jangkung) bertajuk “Keris Jangkung Serial Ondo Rante“ begitu ditunggu oleh penikmat film di Kabupaten Pati. Di seri kedua ini akan mempertemukan tiga tokoh sekaligus, yakni Saridin/Syeh Jangkung, Sunan Makdum dan tokoh kontroversial Ondo Rante.
Judul diatas mungkin banyak ditanyakan oleh warga Pati, pasalnya pelaku sejarah di Pati pun tidak mengetahui keberadaan makam Ondo Rante. Salah satu seniman Pati yang juga pemeran tokoh Saridin dalam Film Saridin Andum Waris, Bobot Wibowo menyampaikan bahwa ia juga kurang tahu akan keberadaan makam tokoh tersebut. Namun dari kabar yang beredar dari mulut ke mulut, ada yang mengatakan bahwa makam tersebut berada di Sidokerto Pati Kota.
Film Keris Jangkung Ondo Rante kini telah memasuki tahap pengambilan audio visual, tempat pengambilan gambar pun berpindah – pindah, Sutradara film yang juga wartawan senior kabupaten Pati, Alman Eko Darmo mengatakan “Dalam Serial Saridin Ondo Rande lebih menarik, karena dua tokoh yakni Saridin dan Ondo Rante bakal bertemu dalam episode ini. Untuk Peran Tokoh Saridin sendiri diperankan oleh Bobot Wibowo dalang kondang dari Kayen. Adapun Tokoh Ondo Rante diperankan oleh Juhartono seniman senoir Ketoptak dari Desa Sendangrejo Tayu”.
Selain dua pemeran diatas, banyak tokoh yang diperankan oleh pejabat Kabupaten Pati yang berperan dalam film Ondo Rante tersebut, diantaranya, Wakil Bupati Pati Budiyono yang memerankan tokoh Brandal, Sunan Makdum yang diperankan oleh H. Jamari SH dan Adi Rusmanto yang memerankan Bupati Cipto Mangun Oneng.
Sosok Ondo Rante sendiri konon katanya adalah seorang yang punya karakter semaunya sendiri, dalam cerita disebutkan dia selalu marah ketika ada suara adzan dikumandangkan, “Allahu Akbar” diplesetkannya menjadi “Lowo Bubar”.
Dikisahkan saat Ondo Rante bertemu dengan Sunan Makdum:
Makdum Ibrahim : “Ondo rante,,, itu bukan Lowo Bubar, Akan tetapi Allahu Akbar, Allah maha besar, iku wujude ajarane agamaku kanggo nyeluk manungso kanggo njalanno sholat”
Ondo Rante : “Lha ngene mas, Kalau Allah Kamu itu maha besar, besarnya seberapa, sama kamu besar mana, tempatnya di mana, dan rupane koyo opo. Lha terus gini mas, kok orang – orang itu berteriak – teriak lowo bubar – lowo bubar, apa kalau dengan pelan – pelan Allah kamu tadi tidak mendengar mas, lha orang kok sama aneh semua”.
(Patinews.com/ tim)