PATINEWS.COM – Semarang, Pelatihan Marketing Digital dan Budidaya Lele Bio Sirkulasi yang diadakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (PETANI) Jawa Tengah dilaksanakan pada tanggal 25 April 2018 dibuka oleh Ketua Umum PETANI Satrio Damardjati. Dihadiri oleh Marketing Supervisor PT. Telkom Regional Jateng DIY Bapak Aziz, Seno Bayu Aji dan Ketua DPW PETANI Jawa Tengah. Dalam pelatihan sesi pertama diisi oleh Staff Indihome PT. Telkom Jateng-DIY menerangkan tentang peran dan makna serta arti dari digital yang sudah merupakan kebutuhan saat ini. Penggunaan perlengkapan digital berupa alat elektronik sudah banyak digunakan oleh kalangan Masyarakat Indonesia. Penggunaan alat telekomunikasi digital saat ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi terutama dalam berbagai bidang pemasaran dan perikanan dengan berbagai kelebihan dan kekurangan.
Pada Sesi dua disampaikan oleh Ketua DPW PETANI Jateng Dumadi Tri Restiyanto bahwa penggunaan alat komunikasi saat ini dibagi dalam tiga kelompok yaitu :
1. Pengguna Inovatif dan Kreatif.
2. Pengguna Rutinitas Produktif.
3. Pengguna Iseng atau tidak produktif.
Tiga motivasi ini sudah menjadi kenyataan sifat pengguna. Diterangkan pulang teknik dan semangat marketing yang harus penuh keberanian dan motivasi tinggi guna mencapai tujuan marketing.
PETANI harus memperkuat basis produksi dengan pengembangan kelompok-kelompok PETANI di wilayah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) masing-masing sebagai ujung tombak keberhasilan PETANI untuk mencapai tujuan kerjasama PETANI dari hulu ke hilir. Sehingga terjadi jaringan yang kuat untuk mencapai harga pasar yang optimal.
Pada sesi Ketiga adalah tentang Hukum dan HAM oleh Staf PTPN IX Jateng yang juga Wakil Ketua DPC PETANI Kota Semarang Bidang Hukum dan Advokasi Agung Isdinawan SH, dimana PETANI harus melek hukum dan mengerti peran advokasi dalam aktifitas ekonomi dan pertanian.
Pada Sesi empat Iman Abdul Rahman dari Komunitas Bio Sirkulasi dan Ketua DPC PETANI Kota Salatiga yang menantang para PETANI pembudidaya ikan lele untuk memanfaatkan Program Pendampingan dan Pemberdayaan Permodalan Masyarakat atau P4M dengan dana 1,8 triliun dengan alokasi 450 Milyar untuk permodalan lele. Dengan harapan PETANI pembudidaya ikan lele akan mendorong program pertanian terpadu. Program permodalan ini dilaksanakan dalam bentuk tanggung renteng minimal 5 orang anggota agar hasil yang diperoleh adalah maksimal biaya pengirimannya.
Karena bila terlalu sedikit hasil lele karena terbatas modal dan lele yang dihasilkan akan mengakibatkan harga justru kurang baik. Maka PETANI Pembudidaya Ikan Lele harus berkelompok dan bekerja sama agar diperoleh hasil maksimal.
Acara ini ditutup dengan tanya jawab dan pembentukan kelas Kelompok PETANI pembudidaya ikan lele DPW PETANI Jateng jarak jauh berbasis WhatsApp sebagai embrio aplikasi digital untuk mengawal peternakan lele dari awal sampai berhasil.
Ketua DPW PETANI Jateng juga mengintruksikan para peserta pelatihan bisa membentuk dan mensosialisasikan pada kelompok masing-masing untuk menyiapkan peternakan lele yang mengikuti program P4M dan berkoordinasi dengan DPC PETANI masing-masing dengan diformalkan sebagai Kelompok PETANI di Kabupaten dan Kota masing-masing agar dapat bertindak secara hukum dan administratif ke dalam dan keluar kelembagaan organisasi PETANI.
(Sumber: DPW PETANI Jawa Tengah)