
Harga jual rumah dan properti lainnya di Indonesia yang terus meningkat tentunya menjadi perhatian banyak kalang. Hal ini kemudian membuat Bank Indonesia (BI) berencana untuk menurunkan angka Loan To Value atau LTV atas kredit pemilikan rumah atau KPR. Hal ini akan memungkinkan harga uang muka atau Down Payment (DP) yang akan dibayarkan oleh pembeli atau nasabah akan lebih rendah. Harapannya, hal tersebut akan meningkatkan daya beli masyarakat akan rumah.
Hal tersebut tentunya diharapkan juga akan berdampak positif bagi keseluruhan industri properti nasional. Selain juga diharapkan dapat memberikan kemajuan roda perekonomian di Indonesia secara menyeluruh. Dengan pelonggaran LTV, diharapkan penjualan rumah akan meningkat dari tahun lalu dan akan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. Jika industri properti dapat kembal bergairah di tengah keadaan ekonomi yang tengah lesu, tentunya ini akan memberikan imbas yang baik bagi perekonomian Indonesia.
Industri properti sendiri merupakan salah satu sektor industri padat karya yang tentunya memiliki dampak turunan yang sangat luas bagi beragam aspek ekonomi lainnya. Ada sebanyak lebih dari 170 industri yang terkait akan sektor properti sehingga industri-industri tersebut akan ikut bergerak jika dunia properti maju.
Dengan meningkatnya permintaan rumah atau properti lain, tentunya permintaan terhadap industri bahan bangunan seperti semen, batu bata, genting, baja dan lain sebagainya akan ikut naik. Hal ini juga akan mendongkrak konsumsi energi seperti listrik, gas, dan juga BBM untuk menunjang kegiatan produksi properti.
Selain itu, hal ini juga akan memberikan peningkatan angka tenaga kerja. Seperti diketahui, industri properti merupakan industri padat karya. Sehingga setiap bangunannya, dapat memberikan kontribusi kepada para pekerja. Semakin banyak pembangunan rumah di Indonesia sendiri diyakini akan dapat menyerap tenaga kerja yang juga banyak sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Maka dari itu, pelonggaran LTV sendiri diharapkan dapat segera diterapkan untuk bisa memberikan gairah di industri properti agar kondisi dan industri lainnya juga dapat kembali bergerak ke arah yang lebih baik.