PatiNews.Com – Kota, Selama tahun 2016, sektor pariwisata Indonesia mampu meraup devisa sebesar 13,5 juta dollar AS, ini berarti, sektor pariwisata berada dalam urutan nomor dua penyumbang terbesar dibawah sektor Export minyak sawit mentah (CPO).
Padahal di tahun 2015 silam, sektor ini hanya mampu berada di posisi ke-empat. Pertumbuhan tertinggi diproyeksikan akan terjadi di tahun 2019, dimana di tahun tersebut sektor Pariwisata digadang bakal menjadi penyumbang nomor wahid devisa Nasional, (data dari Kemenpar RI).
Sejalan dengan pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab Pati) juga bakal menjadikan sektor ini menjadi sektor andalan untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam satu kesempatan tatap muka dengan wartawan baru – baru ini di Pendopo Kabupaten Pati, Bupati Pati Haryanto serius membenahi sarana maupun prasarana penunjang objek wisata di Pati, “Akses jalan setidaknya di hotmix atau dicor beton”, ujar Haryanto.
Pihaknya sadar, bahwa selama ini banyak warganya yang berwisata ke Kabupaten sebelah, hal ini tentunya banyak uang dari Pati yang justru jadi pendapatan Kabupaten lain.
Potensi Wisata Bahari di Pati
Objek wisata di Pati masih didominasi oleh wisata alam pegunungan, seperti Agro Wisata Jollong yang terkenal dengan Kopi dan Buah Naganya, Gunung Rowo, Waduk Seloromo, Goa Wareh Sukolilo, Goa Pancur Kayen, Air Terjun Tadah Hujan, Bukit Pandang Kayen dan Air terjun Lorodan Semar di Kayen.
Semuanya ada di pegunungan, padahal potensi wisata bahari di Pati sangat luas jika ingin dikembangkan. Menarik dipelajari, jika kita lihat Kebupaten tetangga, Jepara misalnya, sudah terkenal dengan wisata lautnya, sebut saja Objek wisata Pantai Bandengan, Pulau Panjang, Pantai Goa Manik dan Benteng Portugis, semuanya ada di pesisir.
Kabupaten Rembang juga tak kalah bersaing dengan Jepara, Rembang punya Pantai Wates, Pantai Karang Jahe dan Taman Kartini yang juga berada di wilayah pesisir pantai utara jawa.
Nah, bagaimana dengan Kabupaten Pati?. Pati sendiri setidaknya punya garis pantai sepanjang kurang lebih 40 kilometer. Memang, kebanyakan tekstur pasirnya berlumpur, namun hal ini tak boleh jadi alasan. Yang sudah lebih serius muncul memang ada, misalnya Pantai cinta di Dukuhseti dan Pantai Kertomulyo di Trangkil. Harus ada ide brilian untuk mewujudkan mimpi ini.
Dalam kesempatan tatap muka, Bupati Haryanto meninginkan adanya Wisata Bahari di Pati, termasuk program untuk membuat tempat pariwisata bahari di area Pulau Seprapat, tepatnya di utara TPI Juwana.
“Harapan kami Kedepannya, objek wisata tersebut mampu menjadi wisata Bahari di Kabupaten Pati, jadi ada penambahan pendapatan, walaupun sedikit bisa buat nambah nambahlah”, ujar Haryanto.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa tempat tempat wisata seperti Goa Pancur, Goa Wareh, Agro Wisata Jollong dan masih banyak yang lainya yang saat ini sangat berpotensi untuk menunjang pendapatan perekonomian Pemda setempat.
Setidaknya, hingga bulan september 2017 saja, dari Objek Agro Wisata Jollong, bisa meraup pendapatan sebesar 1,4 milyar Rupiah. Itu baru satu tempat yang ramai, bagaimana kalau di Pati ada sepuluh objek wisata baru yang jadi #PatiHits, tentu akan semakin besar.
Haryanto juga menghimbau agar masyarakat Kabupaten Pati nantinya bisa berwisata di daerah sendiri, “agar nantinya di daerah sendiri bisa ada pemasukan tambahan melalui tempat tempat wisata, karena saat ini banyak aset yang masuk ke luar daerah untuk mengunjungi wisata di daerah – daerah (Kabupaten) lain”. (ln/ys)