REMBANG – Di usia senjanya, Ibu Sumarmi (64) yang hidup bersama cucunya berusia 9 tahun, tinggal di Desa Turusgede RT 03 RW 01 Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang, tak pernah menyangka akan mendapat kejutan besar dari pihak Kepolisian Resor (Polres) Rembang Polda Jateng.
Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini kini bisa tersenyum lega setelah rumah sederhananya dibedah dan direnovasi melalui program bantuan sosial dari Polres Rembang.
Ibu Sumarmi telah lama menjalani hidup dalam keterbatasan. Sejak suaminya meninggal tujuh tahun lalu, ia menghidupi diri dan seorang cucunya dengan memungut barang-barang bekas untuk dijual kembali. Rumah yang mereka tinggali pun sudah lama memprihatinkan. Atap bocor, dinding retak, dan lantai tanah yang becek saat hujan turun.
Kondisi tersebut akhirnya sampai ke telinga jajaran Polres Rembang. Melalui program kepedulian sosial terhadap masyarakat kurang mampu, mereka memutuskan untuk melakukan bedah rumah bagi Ibu Sumarmi. Proses renovasi pun dimulai beberapa minggu lalu, dengan melibatkan personel Kepolisian, para stakeholder dari Pemerintah Kabupaten Rembang, warga sekitar, dan para relawan.
Kapolres Rembang AKBP Dhanang Bagus Anggoro, S.I.K.,M.H. dalam sambutannya saat penyerahan kunci rumah, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pelayan dan pelindung masyarakat.
“ Kami berharap bantuan ini bisa memberi kenyamanan dan semangat baru bagi Ibu Sumarmi dan cucunya,” ujar Kapolres.
Air mata haru mengalir di pipi Ibu Sumarmi saat ia melangkah masuk ke rumah barunya. Rumah yang dulunya nyaris roboh, kini berdiri kokoh dengan lantai beton, dinding cat baru, serta atap yang tak lagi bocor.
“ Saya tidak menyangka rumah ini bakal seperti ini. Terima kasih Polres Rembang, Pemkab Rembang, dan semua pihak yang telah membantu semoga semua dibalas oleh Allah SWT,” ucapnya terbata-bata.
Kisah Ibu Sumarmi menjadi salah satu dari sekian cerita harapan yang lahir dari kepedulian dan gotong royong. Di balik dinding yang kini berdiri kokoh, tumbuh harapan baru, bahwa di tengah kesulitan, selalu ada tangan-tangan baik yang siap mengulurkan bantuan.