Oleh : Virama Isaroh (Mahasiswa INISNU Temanggung)
Anak adalah generasi penerus keluarga dan bangsa, anak peru mendapatkan pendidikan yang bagus sehingga potensi anak berkembang dengan pesat. Sehingga anak bertumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang bagus dan memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi lingkungannya. Oleh karena itu, kedua orang tua dan tenaga pendidik ikut berperan dan bertanggung jawab dalam memberikan berbagai macam bimbingan yang tepat sehingga akan tercipta genari penerus yang bagus.
Pentingnya nilai agama dan moral bagi anak usia dini. Orang tua yang paling bertanggung jawab karena pendidikan yang utama dan pertama adalah pendidikan dalam keluarga. Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan. Kedua orang tua berkewajban membantu, merawat, membimbing dan mengarahkan anak-anak, karena pada masa usia dini adalah masa peletakan dasar pertama dalam mengembangkan fisik, moral dan agama.
Peran orang tua juga sangat mempengaruhi bagi tingkat keimanan anak melalui bimbingan keluarga, anak juga harus dibimbing agar bisa mengenal siapa tuhan kita, sifat-sifatnya, dan kewajiban manusia terhadap tuhannya.
Perkembangan nilai moral dan agama adalah kemampuan anak bersikap dan bertingkah laku. Islam telah mengajarkan nilai-nilai yang bermanfaat dalam kehidupannya. Nilai moral dan nilai agama ditanamkan melalui kebiasaan. Salah satu perilaku yang ditanamkan dalam kebiasaan adalah berdoa sebelum dan setelah kegiatan atau do’a sehari-hari. Sehingga aak akan hafal apa yang diucapkan dan tahu maksud ucapannya. Beberapa do’a rutin dibiasakan pada anak dengan cara anak diminta mengucapkan do’a-do’a tersebut dengan suara yang lembut dan khusyuk.
Pengenalan do’a akan lebih bermakna apabila pendidik dan orang tua berusaha menghadirkan situasi nyata dalam bentuk kegiatan sehari-hari baik dirumah maupun disekolah. Ketika anak hendak belajar guru sebaiknya mengajak anak-anak berdo’a. Proses belajar tersebut ditanamkan secara terus menerus melalui pembiasaan anak secara langsung ketika akan memulai suatu kegiatan. Dalam diri anak akan membawa pengaruh dalam perilaku anak sehari-hari.
Belajar dilakukan sambil bermain. Belajar melalui bermain daapat memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar secara menyenangkan. Bermain juga membantu anak mengenal dirinya sendiri denga siapa anak hidup, dan diligkungan mana anak tinggal. Bermain adalah sara belajar yang muncul dari diri anak serta melibatkan peran aktif dari pemain.
Nilai agama dan moral yang ditanamkan pada anak usia dini contohnya menanamkan anak agar menyembah Allah dan berbakti kepada kedua orang tua, mengajak anak melakukan shalat sejak usia dini, membiasakan saling tolong menolong, mendidik nilai social pada anak agar gemar bersedekah, mengajarkan anak agar mereka suka bersikap lemah lembut, membiasakan anak agar jangan suka berdusta, mengajarkan anak agar jangan suka marah-marah, membiasakan anak agar saling menyayangi antar sesame muslim, mendidik anak dari segi moral dan budi pekerti, membiasakan anak bermain olahraga, dan bermain bersama.
Pembangunan karakter dimulai dari pembinaan akhlakul kharimah atau akhlak yang mulia, dengan mengamalkan dan mengajarkan pendidikan hadis pada anak usia dini di masa emas banyak pengetahuan yang diserap, pemahaman anak akan bertambah. Jika yang diajarkan adalah pendidikan aqidah, maka pemahamna yang benar akan aqidah tersebut menjadi sumber perilaku karakter setiap anak. Benih yang baik pada setiap anak akan berimbas pada kepribadian bangsa.
Untuk mengukur keberhasilan pendidikan karakter adalah dengan melihat sejauh mana aksi dan perbuatan seseorang dapat melahirkan dan mendatangkan manfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.ketika anak mampu mendatangkan manfaat berarti anak itu sudah memiliki karakter muslim yang ideal sesuai dengan tuntunan islam. Kelompok yang berpotensi besar untuk dapat menebarkan kebaikan dan manfaat untuk orang lain adalah mereka orang-orang yang beriman dan bertaqwa.
(*)