JEPARA, PATINEWS.COM
Desa Tempur terletak di Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, Jateng. Desa Tempur ini terletak diperbatasan Kabupaten Jepara dan Pati. Desa Tempur ini letaknya dikaki gunung Muria Sapto argo. Mata pencaharian sebagian besar masyarakat desa Tempur adalah sebagai petani, ada berbagai jenis pertanian yang dihasilkan seperti kopi, padi, jagung, sayuran, umbi-umbian dan masih banyak lagi. Tetapi yang terkenal dari desa Tempur adalah kopinya, kopi Tempur sudah menjadi produk unggulan di Jepara bahkan ke mancanegara.
Masyarakat desa Tempur sangat menjunjung tinggi toleransi umat beragama, karena hal tersebut harus senantiasa dijaga demi mempertahankan keutuhan desa. Hal tersebut diyakini mampu menimbulkan suasana kehidupan yang harmonis dan penuh perdamaian ditengah masyarakat desa Tempur. Di desa Tempur kecamatan Keling kabupaten Jepara ini terdapat dua suku agama yaitu mayoritas agama islam dan minoritas agama kristiani.
Desa yang memiliki beragam suku agama dan budaya ini sangat menarik dikaji lebih dalam lagi. Walaupun di desa yang kecil ini terdapat dua suku agama tetapi masyarakatnya sangat rukun, terbukti dengan adanya tempat ibadah antara dua suku agama ini yang berdekatan bahkan berhadap-hadapan. Walaupun demikian antara dua suku agama di desa tempur ini tidak pernah ada perselisihan. Masyarakat meyakini bahwa keberadaan masjid dan gereja yang berdekatan sama sekali tidak mengganggu ibadah masing-masing umat.
Bentuk kerukunan antar umat di sini salah satunya dengan pemakainan tempat ibadah, ketika sholat idul fitri atau idul adha, jama’ah yang tidak mendapatkan tempat di masjid akan memanfaatkan serambi gereja. Begitu juga ketika perayaan hari natal umat kristen yang tidak mendapatkan tempat di dalam gereja akan memanfaatkan serambi masjid. Meskipun berdekatan, kerukunan antar umat juga ditunjukan umat kristiani dengan memberikan kesempatan umat islam melaksanakan ibadah dengan tenang seperti pada saat kegiatan kebaktian malam atau sore, pada saat di masjid ada ibadah, kebaktian dihentikan sejenak sampai ibadah di masjid selesai karena kalau kebaktian menggunakan musik.
Selain hal tersebut masih banyak lagi bentuk kerukunan antar umat beragama di desa Tempur ini, seperti pada saat umat islam mengadakan pengajian dan kegiatan lainya umat kristiani juga membantu ikut gotong royong akan terlaksananya kegiatan, begitu juga sebaliknya. Pada saat ada musibah juga saling membantu dan ikut mendo’akan. Ketika ada hari qur’ban seperti ini kaum kristiani juga dibagi daging qur’ban.
Selain keberagaman agama, kebudayaan di Desa Tempur juga sangat kental, salah satunya adalah tradisi sedekah bumi yang dilakukan satu tahun sekali, dimana masyarakat mensyukuri hasil pertanian yang dimiliki dengan cara mengadakan kondangan dengan menbawa ambengan ke punden/makam cikal bakal desa Tempur yaitu mbah Wario Buyut Sewo, di punden tersebut tidak hanya masyarakat desa Tempur yang mengikuti kondangan tetapi dari luar desa tempur juga, tujuanya ngalap berkah agar tanah yang dimiliki menjadi subur seperti tanah Desa Tempur.
Selain kondangan, wujud syukur masyarakat tempur juga mengadakan arak-arakan jembul, yaitu dimana masyarakat keliling desa membawa mobil yang berhenti di depan setiap rumah untuk memberikan hasil pertanian yang dimiliki, yang masih mentah atau sudah menjadi makanan. Setelah itu hasilnya akan dibawa ke petinggen yang nantinya digunaakan untuk menjamu tamu yang datang ke Desa Tempur.
Begitulah kerukukan umat beragama dan kebudayaan yang kental di Desa Tempur keling Jepara. Kerukunan seperti ini termasuk dalam moderasi beragama yang mana semua masyarakat mempunyai toleransi yang tinggi dengan antar agama.
Penulis : Rofi’atul Munawaroh (KKN MDR Santri Smart Ipmafa)