Suluk Maleman adalah acara rutin bulanan yang dirancang sebagai ajang untuk silaturrahim pikiran, mengaji masalah-masalah yang dihadapi bangsa, baik di tingkat lokal maupun nasional. Acara ini sejak awal digagas sebagai oase untuk merekatkan kembali ikatan kemanusiaan, kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tema Suluk Maleman kali ini adalah NEGERI JAzzRANAN. Dulu, di zaman orde baru istilah ditunggangi adalah salah satu istilah baku yang acap dipakai untuk menuding gerakan yang dianggap berseberangan dengan pemerintah. Sekarang istilah tersebut nyaris tak pernah dipakai, bukan karena realitas tunggang-menunggang tak ada lagi, tapi justru karena realitas ini sudah dianggap jamak di segenap lini dan level pergaulan sosial, budaya, politik, dan ekonomi.
Salah satu semangat penting yang bisa kita petik dari jazz adalah: improvisasi. Semangat ini membuat kita tak terpaku pada skenario, gambar besar, kungkungan kenyataan, tapi memberi kita kemampuan menerobos tembok-tembok untuk mencari jalan-jalan baru. Nah, tampaknya semangat jazz semacam inilah yang dibutuhkan menghadapi situasi ‘jaranan’ yang terus mengungkung kita. Kemampuan berimprovisasi sedemikian rupa sehingga orang mampu berselancar ditengah ombak sebesar apapun yang bergantian menghadang.
Untuk membahas tema ini, akan hadir Sujiwo Tejo, budayawan dan dalang, Beben Jazz, Inna Kamarie & Jams Project, dan Ulil Abshar Abdulla, cendekiawan muda. Seperti biasa, acara ini juga akan diselingi dengan pagelaran musik Orkes Puisi Sampak GusUran.
Kegiatan yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini diselenggarakan hari Sabtu, tanggal 13 Desember 2014, mulai pukul 19.30 WIB, bertempat di Rumah Adab Indonesia Mulia Jalan P. Diponegoro No 94, Pati.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan ini silahkan menghubungi panitia : 0858 7642 5619
sumber: indonesiakaya