Sukses di Balik Jeruji, Lapas Kelas IIB Pati Panen Ikan Lele 3,7 Kuintal
PATI, PATINEWS.COM
Lapas Kelas IIB Pati mencapai prestasi baru dengan berhasil memanen ikan lele seberat 3,7 kuintal dari dua kolam hasil budidaya pembesaran ikan lele di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di lapas tersebut.
Program Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) telah membuktikan kesuksesannya dalam mengembangkan potensi WBP. Dalam panen yang dilakukan pada Jumat (01/12/23), ikan lele berhasil diproduksi dari kolam SAE Lapas Kelas IIB Pati. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam lapas, WBP dapat tetap produktif dan berkontribusi positif kepada masyarakat.
Kalapas Pati, Febie Dwi Hartanto, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap keberhasilan budidaya pembesaran ikan lele di Lapas Pati. Beliau berharap agar program SAE terus berjalan dan berkembang lebih baik ke depannya.
“Alhamdullilah, hari ini kita berhasil panen ikan lele seberat 3,7 kuintal dengan ukuran 8-10 ekor/Kg. Hal tersebut merupakan kerja keras dan sungguh-sungguh dari kita semua, dan menunjukkan bahwa walaupun di Lapas, warga binaan tetap produktif,” ujar Kalapas Pati.
Kasubsi Kegiatan Kerja, Iswanto, menyampaikan bahwa panen ikan lele akan terus dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
“Masih ada 2 kolam lagi, kira-kira 2 minggu lagi kita panen,” tambah Iswanto.
Di Kolam SAE Lapas Kelas IIB Pati, masih terdapat sekitar 14 ribu ikan lele berumur 1,5 bulan yang tersebar di 3 kolam. Akan dilakukan sortir sesuai ukuran untuk memastikan perkembangan ikan lele menjadi maksimal dan menjaga kepadatan jumlah ikan lele dengan luas kolam.
Selain budidaya ikan lele, pembinaan kemandirian bagi WBP di Lapas Kelas IIB Pati juga mencakup produksi paving blok, roti, kopi, dan yang terbaru, produksi dimsum, sempolan, dan bakso dengan merek BAKSO BOEI. Saat ini, produk-produk tersebut sedang dalam proses pendaftaran merek untuk meningkatkan nilai jual dan kontribusi positif terhadap perekonomian lapas. Program ini membuktikan bahwa pembinaan kemandirian di dalam lapas tidak hanya menciptakan produktivitas, tetapi juga memberikan peluang untuk membangun keterampilan yang dapat diaplikasikan di dunia luar setelah masa pemasyarakatan selesai.
(*)