Rayakan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Gelar Berbagai Acara
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT) menyelenggarakan perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) yang diperingati setiap 21 Februari dengan berbagai rangkaian kegiatan. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengajak semua Balai/Kantor Bahasa di seluruh Indonesia untuk membuat perayaan yang meriah dalam rangka Hari Bahasa Ibu Internasional tahun ini.
Hal itu dikatakan oleh Koordinator Kelompok Kepakaran Layanan Profesional (KKLP) Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Shintya, S.S., M.S. pada acara Pameran Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional di Balairung pada Jumat, 21 Februari 2025.
“Biasanya hanya ucapan infografis saja, tapi yang ini dirayakan istimewa karena ini merupakan 25 tahun Hari Bahasa Ibu Internasional,” ungkap Shintya.
Shintya menjelaskan bahwa salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka HBII adalah pameran buku dan dongeng berbahasa Jawa yang dilaksanakan di Balairung. Kegiatan tersebut diiringi dengan pembacaan dongeng fabel berbahasa Jawa oleh pendongeng dari Kabupaten Semarang, Kak Slam. TK Anak Cerdas Ungaran diundang langsung oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah untuk menghadiri Pameran Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional tersebut.
“Kami ingin anak-anak membaca buku cerita berbahasa Jawa karena buku itu dwibahasa, bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Diharapkan anak-anak bisa mengenal budaya Jawa dari cerita-cerita di buku tersebut,” imbuhnya.
Shintya menjelaskan bahwa dalam pameran buku itu hadir murid-murid TK Anak Cerdas yang berusia antara 4—5 tahun, guru, dan mahasiswa. Kegiatan pembacaan dongeng yang digelar di Balairung itu pun berlangsung meriah dan anak-anak TK itu sangat antusias mengikutinya.
Antusiasme murid dan guru pada acara tersebut diungkapkan langsung oleh salah satu guru TK Anak Cerdas, Suprihatin.
“Menurut kami sih acaranya bagus ya karena kan pameran hari ini mengenalkan bahasa daerah ya, bahasa Jawa. Anak-anak kami yang memang notabene di rumah itu lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia menjadi lebih mengenal bahasa Jawa,” ujar Suprihatin, salah satu guru dari TK Anak Cerdas.
Suprihatin mngungkapkan bahwa pendongeng, Kak Slam, membawakan dongeng tentang monyet, kura-kura, dan gajah sangat menarik. Keseluruhan cerita berisi tentang gajah yang rajin dan monyet yang hidupnya sembarangan. Ciri khas yang menarik dari gaya bercerita Kak Slam adalah menggunakan suara-suara khas binatang serta membawa boneka jenaka yang diberi nama Nyomet.
“Semua itu membuat para murid terkesan dan antusias dalam menyimak dongeng yang dibawakan,” tambahnya.
Suprihatin, S.Pd. juga menyampaikan kesan terhadap cara pembawaan dongeng Kak Slam yang lebih interaktif dibandingkan ketika anak-anak mendengarkan dongeng di ruang kelas.
“Menurut kami itu hal baru untuk anak-anak. Ketika kami mendongeng di kelas, mungkin kemampuan kami tidak sebagus Kak Slam makanya mungkin itu salah satu alasan anak-anak begitu heboh,” terangnya.
Selain pameran, perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah juga diperingati dengan kegiatan lainnya, seperti siniar kebahasaan dan kesastraan yang mengundang tokoh-tokoh yang berperan dalam melestarikan bahasa Jawa serta dialog publik yang akan dilaksanakan pada acara puncak, 27 Februari 2025.
Penulis: Siti Marhamah, Novalia Ari Rahmayanti, Nafisha Rizky Dhiaz Zachrie, Dian Anggraeni, Alya Nabila Nafisa, Alifiana Meila Jawanda, mahasiswa Unsoed yang kini magang di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah
Editor: Agus Sudono, Widyabasa di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah