OPSHID Bangun Rumah Syukur Layak Huni di Desa Kropak Winong
WINONG, PATINEWS.COM
Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa atau OPSHID FKYME, mensyukuri peristiwa Sumpah Pemuda dan lahirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan membangun 65 unit rumah gratis untuk saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air Indonesia yang berhak mendapatkannya.
Satu Rumah dibangun di Desa Kropak Kecamatan Winong Kabupaten Pati Jawa Tengah. Penerima manfaat adalah Indra Wijaya warga Desa setempat.
Pembangunan 65 unit tersebut dimulai serentak pada 17 September 2023 atau 1 Robi’ul Awwal 1445 H, ditandai dengan syukuran peletakkan batu pertama bangunan rumah. Program ini bernama RUMAH SYUKUR LAYAK HUNI.
RUMAH LAYAK HUNI YANG TIDAK SEKEDAR LAYAK HUNI
Berbeda dengan program bedah rumah yang banyak beredar, program Rumah Syukur ini tidak hanya sekedar merenovasi rumah yang sudah ada, melainkan membongkar rumah lama yang sudah tidak layak huni dan membangun rumah tersebut dari awal. Meskipun berjudul “layak huni”, tetapi pembangunan ini tidak ala kadarnya. OPSHID berpegang pada pendirian profesionalisme dalam pengabdian, maka untuk pengabdian di bidang Rumah Syukur ini totalitas tersebut ditunjukkan dalam bentuk penggunaan material bangunan yang mewah dan konstruksi yang profesional.
“Kalimat yang perlu digaris bawahi adalah ‘Rumah Syukur’, bukan ‘Rumah Layak Huni’. Karena jika memakai istilah ‘Layak Huni’, kesan/presepsi yang muncul itu untuk masyarakat umum, jadi tidak jelek juga tidak bagus. Padahal faktanya rumah-rumah yang dibangun oleh teman-teman OPSHID se-Indonesia ini termasuk ‘mewah’, bahkan ada yang mengomentari rumah tersebut ‘layak jual’”, berikut keterangan dari Bapak Mulyono selaku Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat
OPSHID.
Lanjut Bapak Mul mengenai material yang digunakan serta sistem pembangunan Rumah Syukur, “bangunan rumah ini dikerjakan oleh orang-orang ahli. Di proyek umum tidak perlu mikir mana yang terbaik, karena hanya mengejar gaji saja. Semangat inilah yang membedakan rumah produk OPSHID dan rumah yang dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan pemborong. Rasa memberikan
yang terbaik itulah yang melatar belakangi pekerjaan teman-teman OPSHID sehari-hari”.
100% GRATIS
Pembangunan Rumah Syukur ini dipersembahkan 100% gratis untuk penerimanya, bukan jenis program yang tidak total dalam membangun rumah sehingga penerima harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk melengkapi kebutuhan rumah. Penerima Rumah Syukur akan menerima paket lengkap rumah beserta perabotannya, fasilitas air dan listrik, taman di halaman rumah, bahkan pada beberapa kasus khusus penerima juga menerima fasilitas penunjang kesehariannya.
“Terkait dengan pemberdayaan ekonomi, berdasarkan pengalaman pembangunan Rumah Syukur sebelumnya, penerima yang dulu di masyarakat dikenal “miskin” mereka mendapatkan subsidi dari pemerintah. Namun, setelah rumahnya berubah menjadi mewah, ada yang akhirnya subsidi tersebut dicabut sehingga merugikan penerima, atau bisa dikatakan rumahnya bagus rezekinya terputus. Kemudian teman-teman OPSHID juga mempertimbangkan dengan memberikan fasilitas kios”, jelas Bapak Mul.
Salah satu prinsip yang mendasari tindakan ini adalah keinginan kita sebagai Bangsa Indonesia untuk menjadi raja di Tanah Airnya sendiri. Setiap manusia berhak atas kebutuhan dasar dalam hidup, dan setiap lapisan masyarakat berhak untuk menikmati fasilitas yang dapat menunjang kesehariannya. Meskipun bisa dibilang rumah yang dibangun ini lebih terkesan ‘mewah’ daripada ‘layak huni’, tetapi standar kemewahan ini harusnya inklusif untuk semua golongan. Ya itu karena rakyat Indonesia ingin memiliki, menikmati, dan mensyukuri Indonesia seutuhnya.
DESAIN YANG BERBEDA
Hal lain yang menjadikan program Rumah Syukur kali ini berbeda dari sebelumnya adalah desain rumah yang mengalami perubahan dan peningkatan dari sebelumnya. Dari tampak depannya saja, Rumah Syukur OPSHID yang sebelumnya didominasi warna ungu, kini lebih didominasi warna kuning. Sedangkan dari segi bagian dalam rumahnya juga lebih modern, dengan layout yang lebih minimalis dan indah.
“Rumah ini kita bangun sesuai dengan desain yang ditentukan oleh pusat. Tentu dalam hal ini kita harus melalui petunjuk-petunjuk dari ketua umum Mas Bechi tentang desain. Karna desain ini kita jadikan acuan secara nasional dimanapun pembangunan itu dilakukan. Desain itu walaupun ditentukan dari pusat, tetapi kita membuka ruang penyesuaian dengan daerah. Pertama, kaitannya dengan ukuran rumah dan tanah, kemudian disesuaikan jumlah dan kebutuhan keluarga penerima. Desain secara umum perbedaanya memasukkan rumah warna kuning kenari yang cukup dominan, untuk sebelumnya warna ungu ”, terang Bapak Mul.
DIBANTU KEMANDIRIAN WARGA DAN PERUSAHAAN ST
Adapun pendanaan dari program Rumah Syukur Layak Huni ini, mengutip dari keterangan Bapak Mul, adalah berasal dari kemandirian para jiwa-jiwa OPSHID dan juga warga Shiddiqiyyah seluruh Indonesia Raya, dan khususnya juga ditunjang oleh PT Sehat Tentrem Jaya Lestari, perusahaan asal Shiddiqiyyah yang bergerak di bidang tembakau, “bagaimanapun pembangunan rumah ini tidak terlepas dari sumber dana yang muncul dari ST, termasuk kemampuan dana dari daerah berperan sekali. Dari ST akan diberikan kepanitia pusat dalam bentuk dana motivasi 4 juta dan rokok ST untuk relawan”.
65 unit Rumah Syukur ini tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia Raya. Dengan mayoritas berada di Jawa Timur yaitu 26 unit, Jateng 12 unit, DIY 4 unit, Jawa Barat 4 unit, DKI Jakarta 4 unit, Banten 1 unit, Lampung 5 unit, Bengkulu 1 unit, Jambi 2 unit, Sumatera Selatan 2 unit, Riau 2 unit, Sumatera Utara 1 unit, dan Kalimantan Timur 1 unit.
Terkait hal ini, Bapak Mul juga menerangkan, “tahun ini dikatakan paling besar karena jumlah rumah yang dibangun mencapai 65 unit. Perlu dicatat, program ini himbauan dari pimpinan OPSHID untuk membangun ini dalam rangka Sumpah Pemuda”.
SUMPAH PEMUDA DAN LAHIRNYA LAGU KEBANGSAAN
Waktu yang relatif singkat untuk pembangunan yaitu 40 hari, dan persiapannya yang juga singkat menjadikan jiwa-jiwa OPSHID harus bergerak cepat. Pada tanggal 30 September 2023 di acara
Kunjungan S3 Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah Indonesia ke Mojokerto, Sang Mursyid dalam
pitutur luhurnya juga menyatakan bahwa OPSHID akan membangun sejumlah 50 unit Rumah Syukur, dan pada realisasinya jiwa-jiwa OPSHID menyatakan kesanggupan untuk membangun 65 unit.
Pada pitutur luhur saat itu Sang Mursyid juga menjelaskan bahwa Sumpah Pemuda adalah nikmat besar yang harus disyukuri terutama oleh pemuda Shiddiqiyyah. Dan perbedaan tema acara juga menjadi poin yang harus ditekankan, dimana sebelumnya hanya peristiwa Sumpah Pemuda-nya yang ditasyakkuri, tapi untuk tahun ini juga men-tasyakkuri lahirnya lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kedua peristiwa penting itu terjadi pada Kongres Pemuda ke II, 28
Oktober 1928.
Bisa disimpulkan, Tasyakkuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya kali ini adalah momen penting bagi OPSHID dan dalam sejarah OPSHID itu sendiri. Selain karena aspek-aspek perbedaan tahun ini yang sudah dijabarkan di atas, dari jumlah rumah yang
dibangun itu sendiri yaitu 65 unit merupakan angka terbesar rumah yang dibangun di satu event, sepanjang sejarah berdirinya OPSHID.
(*)