MTsN 1 Pati Ngaji Bareng Yi Asnawi Kudus, Ciri Haji Mabrur adalah Suka Memberi Makan dan Menebar Salam
PATI, PATINEWS.COM
Ternyata ciri haji yang mabrur itu cukup simpel yaitu suka memberi makan kepada yang membutuhkan dan menebarkan kata Assalamu’alaikum. Demikian isi ngaji rutin Jumat Wage yang digelar MTsN 1 Pati dengan menghadirkan Kyai Kharismatik, KH. Ahmad Asnawi dari Kota Kretek, Kudus.
Dalam mauidloh pembukanya, Kyai yang memiliki channel facebook @ahmadasnawi itu menceritakan kenikmatan dan keindahan menjadi muslim.
“Tidak ada kenikmatan, ketenteraman, dan kedamaian melebihi nikmatnya, tentramnya, dan damainya umat Islam walaupun diganggu sehingga merasa tidak damai, atau diganggu sehingga merasa tidak nyaman, atau diganggu sehingga merasa gagal. Tetapi, semuanya ndak ada, semua umat Islam itu sukses, semua umat Islam tidak ada yang susah, semua umat Islam tidak ada yang gagal, semua umat Islam ndak ada yang tertipu. Semuanya hanya kesuksesan yang tertunda,” ujar Yi Asnawi.
Ada yang berbeda di kegiatan ngaji bareng Jumat Wage kali ini, selain diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan MTsN 1 Pati juga nampak hadir para pengurus komite dan tetangga serta pecinta MTsN 1 Pati. Di samping di awali dengan shalat isyraq, dhuha, pembacaan asmaul husna pilihan, juga dibacakan albarjanji dengan lantunan shawalat merdu menyentuh hati, ditambah dengan doa salamullah ya sadah minarrahman yasaghun dan ditutup dengan doa Allahumma bijahi Rasulullah walial hadi sehingga menambah kekhusukan dan kesejukan, hingga banyak yang meneteskan air mata.
Dengan khas candanya, Kyai yang selalu keliling untuk berdakwah itu melanjutkan uraian penjelasan, mengapa tanda haji mabrur itu hanya hal-hal yang sepele.
“Ketika dua orang Islam bertemu, mengucap salam, kemudian berjabat tangan, maka dosa-dosa kedua orang Islam itu akan diampuni oleh Allah SWT. Inilah keistimewaan yang amat luar biasa, maka ketika kita bertemu dibiasakan mengucap salam,” ujar Yi Asnawi.
Lanjutnya, Beliau menceritakan bahwa yang lebih indah lagi adalah haji yang mabrur. Tidak ada balasan yang tepat kecuali masuk surga, bahkan Mbah Sya’roni memaknai tanpa melewati neraka.
Yi Asnawi juga menjelaskan, tanda-tanda kemabruran haji menurut Rasulullah menitikberatkan pada dua perkara, yaitu sering memberi makan kepada orang lain dan memasyhurkan uluk salam sesama muslim. Dengan uluk atau mengucapkan salam maka akan menjaga hati, mendoakan, dan peduli terhadap orang lain untuk berbuat baik.
“Uluk salam ini memiliki nilai plus dibandingkan dengan hanya sekadar menyapa, dan merupakan sebuah kepedulian terhadap orang lain yang bersifat ukhrowiyah,” lanjut Beliau.
Dua perkara tersebut merupakan dua kepentingan hidup di dunia. Pertama, sejahtera di dunia. Digambarkan oleh Rasullah memberi makan karena makan adalah kebutuhan hidup yang tidak bisa ditunda. Kedua, uluk salam dijadikan sebagai tolak ukur Baginda Rasulullah SAW., untuk memperoleh keberkahan.
“Adik-adik kalau bersalim dengan Bapak-Ibu guru atau siapa saja yang punya jasa kepada kamu, khususnya Bapak-Ibu kandung, sempurnakan salammu dan jabat tanganmu dengan mencium ke dua tangannya karena dengan itu minimal ada rasa hormat terhadap beliau-beliau. Tapi adik-adik yang usianya 12 tahun, kalau perempuan salimnya kepada Ibu guru begitu juga yang laki-laki salimnya kepada Bapak guru,” papar Yi Asnawi.
“Yang terakhir, kenapa ifsa’us-salam, ketika umat islam antara satu dengan yang lain sudah punya kepedulian saling mendoakan akan ada kekuatan besar yang keluar. Ifsa’us-salam itu bentuk doa yang secara tidak langsung punya kepedulian agar orang yang diberi salam menjadi lebih baik,” tandas dia.
(pn/ dok MTsN 1 Pati)