Penulis : Imam Muhlis Ali
Dikisahkan saat itu Sunan Kalijogo bermaksud mencari pohon Kayu jati untuk pendirian awal Masjid ” Wali” Demak Jawa Tengah. Beliau mencari sampai di daerah Semarang. Sampailah beliau di suatu tempat dimana banyak Pohon Kayu Jati. Setelah di tebang, Kayu jati itu mau di ‘ klenter ‘ kan ( Bahasa jawa; di hanyutkan ) menyisiri sungai besar. Namun ternyata Kayu Jati terhenti karena terjepit di antara dua batu besar. Dengan sekuat tenaga beliau Sunan Kalijogo tetap tak mampu menyingkirkan batu besar itu.
Lalu Sunan Kalijogo berdo’a di sebuah Gua kuno tak jauh dari sungai itu. Dengan terus khusyuk berdzikir dan bermunajat pada Allah SWT, Sunan Kalijogo tetap sabar. Tiba~tiba ada empat Kera ( atau monyet ) berwarna Hitam, Kuning,Merah dan Putih. Keempat monyet itu menawarkan bantuan untuk mengangkat batu yang menghalangi Kayu Jati. Setelah berhasil, keempat kera itu berkata pada Sunan Kalijogo unruk ikut menuju Demak. Namun Sunan Kalijogo tidak mengabulkannnya. Sunan Kalijogo berkata :” Kamu MANGREHO saja Pohon~pohon Kayu Jati di sini “. Mangreho diartikan Jagalah. Keempat kera itu manut saja perintah Sunan Kalijogo menjaga Pohon~pohon Kayu Jati.
Lokasi kisah ini berada di sekitar waduk di daerah Semarang. Dan alhamdulilah saya beserta sedulur~sedulur bakda acara reuni & halalbihalal di Semarang diberi kesempatan bisa berkunjung di wisata ini. Semoga kisah diatas setidaknya mampu.kita petik hikmahnya yakni :
1. Selalu bermunajat berdo’a minta pertolongan pada Allah baik keadaan apapun itu.
2. Selalu menyayangi dan peduli pada Manusia dan makhluk lain termasuk hewan binatang sekalipun.
3. Menjaga kelestarian.alam.
Semoga anak cucu dan generasi bangsa ini melestarikan kebudayaan nusantara dan kearifan lokal khususnya para Sunan Wali Songo. Amin.