Patinews.com – Dukuhseti, Memasuki H+7 Pasca Lebaran/ Hari Raya Idul Fitri 1437 H, pedagang Janur dan Selongsong Ketupat di Pasar Desa Alasdowo Kecamatan Dukuhseti Pati kebanjiran pesanan pembuatan ketupat. Pasalnya di hari ke tujuh setelah idul fitri ini biasanya masyrakat Jawa mempunyai tradisi “Bodho Kecil” atau ada yang menyebut Bodo Kupat atau juga Kupatan. Di Kecamatan Tayu ada tradisi “Lomban Tayu”, sedangkan di Kecamatan Juwana ada tradisi Perahu Naga.
Tradisi seperti ini sudah turun temurun diturunkan dari nenek moyang, saling hantar kupat dan lepet beserta opor ayam kepada tetangga dan sanak saudara seakan menjadi suatu kewajiban di hari ketujuh pasca lebaran tersebut.
Permintaan akan janur untuk membuat ketupat dan lepet ini cenderung meningkat, karena hampir semua rumah tangga membuat kupat dan lepet. Di Pasar Desa Alasdowo, satu ikat janur (daun kelapa muda) dihargai Rp. 25.000 yang isinya sekitar 50 lembar janur. Sedangkan untuk selongsong ketupat yang sudah jadi, biasanya dibanderol dengan harga Rp. 8.000 untuk sepuluh biji ketupat.
Janur – janur tersebut dipasok dari desa – desa di Kecamatan Dukuhseti, seperti, Desa Alasdowo, Ngagel, Kenanti juga dari Kecamatan Tayu, seperti Desa Tayu Wetan, Sambiroto dan Desa Keboromo.