Patinews.com – Nasional, Masa pengenalan sekolah pada jenjang pendidikan baru, khususnya tingkat SLTA sederajat, harus dijajaki tahap demi tahap, dan tidak boleh dipaksakan untuk langsung menuju sasaran pendidikan yang sebenarnya. Danramil Plemahan, Kapten Kav Adi memberikan sedikit pencerahan pada siswa siswi yang baru saja melangkahkan kakinya ke tahapan jenjang pendidikan yang baru, bertajuk “Jelajahi Dunia Nusantara Daripada Dunia Asing”, rabu (20/07/2016)
Kapten Kav Adi menjelaskan, bahwa kondisi masyarakat saat ini sudah terkontaminasi dengan budaya asing, ada yang pergi kesana kesini dengan membawa “trademark” luar negeri, serta bersikap dan berperilaku jauh dari adat istiadat asli dalam negeri.
Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari, seakan dipaksakan “kearab-araban” untuk menunjukan sisi religius pada dirinya, padahal sisi religius adalah hubungan manusia dengan Tuhan, yang termuat dalam setiap ajaran agama, dan sebagai manusia ,wajib menjalankannya, bukan terletak pada pakaian maupun atribut yang dipakai.
Kapten Kav Adi juga memberikan gambaran, sewaktu ia bertugas di Maluku, ada sekelompok group campursari asal Belanda yang menghibur warga setempat ,dengan alunan musik khas jawa tradisional diperdengar secara luar biasa.
Tetapi justru sebaliknya, ketika tiba di Kediri, banyak generasi muda saat ini, sangat kegandrungan dengan band-band papan atas dunia, yang notabene berasal dari luar negeri, bahkan saking gandrungnya, model pakaian maupun perilaku mereka dipaksakan untuk dimirip-miripkan dengan idolanya.
Kusnaedi, salah satu guru SMAN 1 Plemahan yang ikut mendampingi wawasan kebangsaan tersebut, menuturkan, bahwa dengan adanya wawasan kebangsaan, siswa siswi yang baru saja melepaskan identitas pendidikan tingkat SLTP, dan akan menapaki anak tangga pendidikan SLTA, akan terobsesi untuk berpandangan luas dalam menyikapi kondisi terkini.