Gus Baha Isi Mauidhoh Hasanah jama’ah Hataman Binnadhor di Haul Kajen
Pati, 17/7/2024. Haul KH. Ahmad Mutamakkin di Kajen memiliki agenda luar biasa, mulai dari hataman bilghoib, hataman binnadhor, tahlil umum, manaqiban, buka selambu, lelang, dan kirab budaya. Sekitar hampir 10.000 santri jama’ah Hataman Binnadhor padati makam Mbah KH. Ahmad Mutamakkin.
Acara yang dihadiri, KH. Mu’adz Thohir, KH. Abdul Ghaffar Rozin selaku ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH. Nadhif Abdul Mujib, KH. Zaki Fuad Abdillah (putra KH. Abdullah Salam) dan KH. Mujiburahman ( PP. Al-Hikmah Kajen). Selasa, 14/7/2024.
Diawali dengan pembukaan Hadroh oleh Abah KH Nafik dan dilanjutkan dengan tahlil oleh KH. Mu’adz Thohir. Mauidhoh Hasanah disampaikan oleh KH. Bahaudin Nur Salim Gus Baha (Rois Syuriah PBNU Jakarta) dari narukan Rembang. Gus Baha adalah keturunan dari KH. Ahmad Mutamakkin menjelaskan, bahwa Mbah Ahmad adalah nama asli dari waliyullah KH. Ahmad Mutamakkin. Sedangkan nama Mutamakkin dikenal pemberani pada zaman dahulu.
Beliau Mbah Ahmad Mutamakkin sangat berani di zamannya, dikenal pengritik pada penguasa yang dzalim dan beliau KH. Ahmad Mutamakkin tidak gentar menghadapi penguasa, dikenal alim punya darah Kiai dari bapak dan kakeknya. Dikenal mengajarkan pendidikan, agama, sosial, politik, budaya dan filsafat.
Nama Ahmad merupakan wujud barokah dari Baginda Nabi Muhammad Saw. Ismu Ahmad adalah yang sering disebut Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, kanjeng Nabi Muhammad Saw memiliki dua nama Ahmad dan Muhammad. Nama Ahmad karena beliau satu-satunya Nabi yang memikirkan umatnya dan yang punya keinginan untuk syafaat di hari kiamat.
Nabi nabi selain Muhammad memilih nafsi-nafsi dan tidak terpikirkan memberikan syafaat di hari kiamat, kalau membayangkan dunia akhirat sudah finis dan selesai, akan tetapi dengan selalu berhubungan dengan Allah SWT maka kita senantiasa berdzikir, memuja, menyembah dan patuh kepada Allah SWT. Jelas Gus Baha.
Kontributor: Fikrul Umam