Patinews.com – Kota. (31/3) Terancamnya kawasan pantai utara terutama di kabupaten Pati terhadap bahaya abrasi air laut menjadikan keprihatinan masyarakat Pati untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan. Terkait dengan hal tersebut para aktifis, cendekiawan dan ulama yang ada di kabupaten Pati mendeklarasikan diri pembentukan organisasi yang konsen konservasi lingkungan pantai dengan nama Mangroce Center Pati (MCP)
Eko Sudiharto selaku koordinator MCP, dalam keterangan persnya, menyatakan, kehadiran MCP adalah membangun kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap pelestarian lingkungan pesisir pantai utara kabupaten Pati, karena Rusaknya ekosistem alami seperti mangrove memberikan berbagai dampak lanjutan bagi ekosistem pesisir seperti terjadinya abrasi, menurunnya kualitas air di daerah pesisir, tingkat sedimentasi yang tinggi hingga berujung pada menurunnya pendapatan usaha pertambakan. Menurut data Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kab Pati tahun 2011 disebutkan bahwa total hutan mangrove yang tersisa hanya sebesar 4% dari total lahan pesisir yang ada.
Berdasarkan data tersebut dapat diasumsikan bahwa kondisi ekosistem mangrove di pesisir pati termasuk dalam kondisi rusak berat jika dibandingkan dengan luas lahan pesisir yang ada. Jika hal itu dibiarkan terus menerus akan menjadikan daratan pantura khususnya kecamatan kecamatan di pesisir kabupaten Pati akan hilang dari peta geografi. “Fenomena ini sudah terjadi disalah satu kabupaten di Demak Jawa Tengah akibat dilupakannya masalah ini. Maka dari itu kami melakukan pencegahan agar tidak terjadi di Pati,” papar Eko.
Diakui oleh Eko, untuk menyelamatkan lingkungan pantai di Pati tidak mudah. Hal ini tidak lepas dari kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan yang minim serta rendahnya kebijakan pembangunan di kabupaten Pati yang konsen pada pelestarian lingkungan pantai. Untuk itu dengan hadirnya MCP sekaligus akan menggugah semua pihak bahkan sebagai moving group dalam menyelamatkan lingkungan.
Sementara Pembina MCP Agus Yuliawan, menambahkan, bahwa munculnya MCP adalah bagian dari “jihad lingkungan” apalagi hubungan antara manusia dan lingkungan tidak bisa terpisahkan. Dengan munculnya MCP sebagai manifestasi gerakan moral terhadap penyelamatan lingkungan. Untuk itu, dia berharap agar hadirnya MCP akan mendorong masyarakat Pati lebih peduli terhadap persoalan persoalan lingkungan.
Kemudian terkait program MCP, Agus menambahkan, langkah yang terdekat adalah membangun edukasi dan kesadaraan masyarakat kemudian kampanye dan aksi riil penanaman pohon mangrove di sepanjang pantai utara Pati. “Mudah-mudahan langkah ini mendapat dukungan masyarakat,” ucapnya. (patinews.com)