Wow, Kabupaten Pati Hasilkan 300 Ton Terasi Tiap Bulan
PATI, PATINEWS.COM
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pati Jumani membuka Focus Group Discussion (FGD) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Jawa Tengah serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, di Ruang Pragolo Setda Kabupaten Pati, Jumat (5/7).
Saat diwawancarai, Sekda mengatakan bahwa kegiatan ini membahas tentang strategi kolaborasi terintegrasi dalam percepatan eradikasi bahan berbahaya pada pangan, melalui GUMREGAH +.
Kemudian Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati Hadi Santosa yang juga hadir dalam acara itu, mencontohkan produk terasi asal Kabupaten Pati yang terkenal enak dan menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Pati.
Sayangnya, menurut Hadi, saat dilakukan uji sampel yang dilakukan oleh BPOM Semarang, dari beberapa produsen Industri Kecil Menengah (IKM), ditengarai masih ada yang mengandung bahan berbahaya rhodamin.
Rhodamin, lanjut Kepala Disdagperin, adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85.
“Dan kita Pemerintah Kabupaten Pati melalui dinas terkait senantiasa melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir dengan melakukan sosialisasi juga pelatihan-pelatihan pemprosesan trasi yang baik dan benar”, lanjut Hadi Santosa.
Ia menjelaskan, dari sekitar 20-an IKM terasi khususnya di Pati memiliki volume produksi yang cukup banyak.
“Hampir 300 ton per bulannya. Dan juga sudah ada yang diekspor dengan nilai yang cukup besar pula. Jadi harapan kita produk unggulan ini bisa mengangkat nama Pati”, tandasnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Jumani menyebut kerjasama Pemkab Pati dengan BPOM di Semarang sudah tertuang dalam nota kesepahaman tentang pengawasan dan pembinaan obat dan makanan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2021 lalu.
Sehingga FGD ini dinilai sangat penting sebagai implementasi dari kerjasama tersebut.
Ia pun menyampaikan bahwa Kabupaten Pati merupakan lokus intervensi program keterpaduan keamanan pangan pada tahun 2022, yang terdiri atas :
1. Desa pangan aman, yakni di Desa Dukuhseti Kecamatan Dukuhseti dan desa Desa Klakahkasihan Kecamatan Gembong.
2. Pasar pangan aman berbasis komunitas : Pasar Puri Baru.
3. Sekolah dengan Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) aman ada di 38 sekolah tingkat SD, SMP, SMA, SMK, MTs, MI dan MA.
Dari hasil penelitian sampel BPOM, lanjutnya, diketahui bahwa masih banyak beredar produk pangan di masyarakat yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, pewarna tekstil, rodamin B dan metanil yellow maupun boraks.
“Tadi sudah disampaikan, Kabupaten Pati sendiri memiliki produk pangan unggulan berupa olahan berbahan dasar ikan khususnya produk terasi yang digemari oleh masyarakat. Untuk itu perlu kita pastikan bahwa produk terasi yang dikonsumsi oleh konsumen terjamin keamanan dan mutunya”, sambungnya.
Pihaknya pun berharap kegiatan ini nantinya dapat menghasilkan formulasi yang tepat untuk melengkapi dan menyempurnakan peningkatan dan kualitas daya saing produk olahan bahan pangan khususnya terasi yang diproduksi oleh IKM Kabupaten Pati, diantaranya melalui peningkatan kesadaran pelaku usaha produsen terasi di Kabupaten Pati agar senantiasa konsisten mematuhi ketentuan dalam rangka menghasilkan produk terasi yang berkualitas dan mejadikan produk terasi di Pati berdaya saing dengan produk terasi di daerah lain sehingga bisa mengangkat perekonomian di masyarakat.
(pn/prk /hms)