Nama: Nurul Aini
NIM: 17.13.00163
KKN MDR SINERBA
Generasi Z adalah peralihan generasi setelah Generasi Y, definisi generasi Z merupakan orang-orang yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1995 sampai 2010. Beberapa literasi menjelaskan bahwa Generasi Z salah satunya seseorang yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 Masehi, disitulah pengertian kredibel tentang generasi Z. Generasi ini identik dengan perkembangan teknologi gadget dan internet dan munculnya generasi Z merupakan hasil reproduksi keturunan generasi X dan Y.
Generasi Z disebut juga generasi net atau generasi yang intens internet. Karena segi sudut kehidupannya akan mati gaya tanpa internet. Mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC dan mendengarkan musik menggunakan headset. Kontribusi aktivitas mereka lebih banyak berhubungan dengan dunia maya. Maka tidak mengherankan apabila Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara otomatis mempengaruhi ruang kehidupannya, kepribadian, serta mengakibatkan ketergantungan . Sebuah studi oleh Goldman Sachs menemukan bahwa hampir setengah dari Gen Z mereka diera ini terhubung secara online selama 10 jam sehari atau lebih. Studi lain menemukan bahwa seperlima dari Gen Z mengalami gejala negatif ketika dijauhkan dari perangkat smartphone mereka. Adapun beberapa karakteristik umum dari generasi Z salah satunya adalah:
Pertama, Ruang kehidupan didominasi dari fungsi smartphone sehingga mereka dengan smartphonenya, menentukan ruang aktivitas mereka. Artinya akses informasi yang didapatkan oleh generasi Z didominasi dengan penggunaan gadget dan fitur yang canggih untuk mendukung aktivitas dasar masing-masing. (ekonomi, sosial, politik) Kedua, jaringan sosial lebih heterogen. Artinya Sangat suka dan sering berkomunikasi dengan semua kalangan melalui media jejaring sosial seperti facebook, twitter, line, whatsapp, telegram, instagram, atau SMS. Melalui media ini mereka menjadi lebih ekspresif dengan apa yang dirasakan dan memiliki spontanitas dalam tindakan serta berfikir dalam memberikan satu keputusan..
Ketiga, Generasi Z dikenal lebih mandiri daripada generasi sebelumnya. Mereka tidak menunggu orang tua untuk mengajari hal-hal baru dan memberi tahu mereka bagaimana membuat keputusan. Apabila diterjemahkan ke tempat kerja, generasi ini berkembang untuk memilih bekerja dan belajar sendiri. Maka tampak beberapa pembelajaran lebih dimanfaatkan generasi ini berbasis metode autodidak ataupun berbasih by tutorial steps.
Ke-empat, generasi ini memiliki sikap perbedaan keberagaman yang kompleks karena sikapnya yang minim dengan mengurusi kepentingan orang lain, dengan perbedaan kultur dan peduli sesamanya dengan lingkungan sekitar. Kita sering menemukan generasi Z akan menjadi generasi yang paling memiliki heterogenitas yang cukup cepat dalam transformasi budaya baru yang diterimanya. Maka keberagam ini banyak ditemukan saat memasuki lapangan kerja.
Sikap cenderung egosentris dan individualis dalam generasi Z inilah yang perlu diperhatikan. Sikap cenderung ingin serba instan, tidak sabaran, dan tidak menghargai proses. Dalam hal ini Mereka terdiri dari berbagai bagian kelompok ras atau etnis mayoritas- minoritas. Mereka Terbiasa dengan berbagai aktivitas dalam satu waktu yang bersamaan. Misalnya membaca, berbicara, menonton, dan mendengarkan musik secara bersamaan. Hal ini karena mereka menginginkan segala sesuatu serba cepat, tidak bertele-tele dan tidak berbelit-belit. Selain itu mereka Cenderung kurang etis dalam berkomunikasi secara verbal dari sana muncul berbagai istilah yang hanya difahami oleh kelompok secara parsial saja. Sehingga kepedulian untuk mempertahankan keharmonisan sosial dalam konteks ini perlu diperhatikan, antara lain memiliki beberapa poin sebagai berikut:
a. Kebutuhan berhubungan sosial secara nyata perlu diimbangi. Pasalnya komunikasi non verbal dalam hubungan sosial akan mampu diinterpretasikan oleh persepsi seseorang secara multi translate bahkan dikhawatirkan menyakiti hati orang yang diajak berkomunikasi.
b. Tingkat stress mudah muncul, maksudnya apabila manusia dalam aktivitasnya jarang sekali bertemuan dengan lingkungan sekitar secara nyata bukan maya psikologinya akan berbeda . Hal inilah yang menyebabkan sikap keegoisan dan individualistik mudah terbentuk karena dari lingkup lingkungan media maya mereka tidak memiliki nilai norma yang baku berbeda kembali ketika suatu generasi hidup bertemuan langsung dalam kultur desa dengan nilai dan norma yang berlaku di desa tempat tinggalnya.
c. Penyeimbangan etika bermedsos dalam menjaga etika.
Etika saat bermedsos perlu ditingkatkan kembali, persoalan nyindir dimedsos adalah hal yang kurang dewasa. Bahkan tidak mempertimbangkan prinsip saling menjaga nama baik antar sesama. Karena Saling peduli antar sesama adalah tentang penghargaan, penghormatan dan kasih sayang. Basisnya lebih efektif ketika kita menggunakan tahapan motivasi dengan agama terhadap mental generasi Z sebagai langkah penyadaran agar gaya bermedsos yang anarkis, sering nyinyir dan sering membuat hoaks atau bahkan menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya dapat dianulir sehingga perpecahan sedini mungkin dapat dicegah.