Sukuk tabungan (ST) tetap menjadi instrumen investasi favorit dan menarik pada Tahun depan. Baik dari sisi pemerintah ataupun investor dari kalangan masyarakat indonesia.
Bagi calon investor, daya tarik terbesar ST terletak pada return yang lebih tinggi dibanding dengan imbal hasil deposito. Terlebih, Pemerintah menjadi pihak yang menerbitkan instrumen. Jadi dinilai instrumen memiliki risiko yang cenderung rendah.
Imbal hasil yang ditawarkan dari tiap sukuk semakin menurun. Pada seri ST-003 diterbitkan awal tahun dengan kupon senilai 8,55 persen.
Sedangkan ST-004 (April) dan ST-005 (Agustus), dengan nilai kupon masing-masing berurutan 8,15 persen dan 7,95 persen. Walaupun penurunan ini tidak terlalu signifikan.
Namun hal ini masih menarik bagi investor. Pokok dan imbalan di jamin oleh negara. besaran yang ditawarkan pemeritah masih kompetitif di atas deposito ataupun inflasi.
ST tetap akan menarik bagi pemerintah. Instrumen ini memiliki risiko politik yang lebih rendah mengingat sifatnya sebagai instrumen investasi berbasis syariah.
Sebanding dengan penerbitan SBR, sepanjang 2019 Kemenkeu sudah menerbitkan ST empat kali. Hal ini tidak menutup kemungkinan apabila porsi penerbitan ST tahun depan akan lebih banyak daripada tahun ini. Hal itu ditunjang dengan daya tarik yang dimiliki instrumen berbasis syariah tersebut.
Proyeksi ini seiring dengan kebutuhan pemerintah terhadap pembiayaan pemerintah di tahun depan. Baik itu untuk proyek pembangunan infrastruktur ataupun pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi fokus pemerintah pada tahun 2020.
Sepanjang 2019, pemerintah berencana menerbitkan 10 SBN ritel. Sampai dengan September, delapan SBN ritel sudah ditawarkan dan di beli masyarakat. Realisasi total volume pemesanan pembelian instrumen investasi ini adalah Rp 40,1 triliun.
ST yang terakhir ditawarkan adalah seri ST005 pada Agustus. Total Volume pemesanan pembelian ST005 yang ditetapkan mencapai Rp 1,96 triliun dengan jumlah investor sebanyak 10.029 orang. Pada 6-20 November kemarin, pemerintah akan menerbitkan ST006 yang akan menjadi ST dan SBN ritel terakhir tahun ini.
(Reni Munawaroh – Robiatul Auliyah, S.E., M.SA)