Patinews.com – Jakarta, Rifa Ariani, mengabdi di dunia pendidikan hingga membangun Sekolah Autis dari TK sampe D3. Bagaimana kisahnya, simak wawancara exclusive kami dengannya.
Tolong ceritakan bagaimana ibu pertama kali konsen di dunia pendidikan hingga menjadi dirut global mandiri?
“Pertama kali saya tertarik dalam dunia pendidikan adalah ketika saya ingin memasukkan anak-anak saya ke TK dan SD yang ada di sekitar. Saya ingin memasukkan anak-anak saya ke sekolah yang bagus, namun sekolah bagus yang tersedia di sekitar perumahan kala itu umumnya berbasis agama tertentu. Setelah memasukkan anaknya di sekolah berbasis agama, saya merasa anaknya menjadi ekslusif, lebih suka berinteraksi dengan teman seagama. Padahal, Indonesia masyarakatnya plural, hidup bersama orang yang berbeda latar belakang suku, agama dan ras menjadi keseharian kita”.
“Dan dulu, saat munculnya sekolah Internasional di Indonesia, saya tertarik menyekolahkan anak saya ke sana. Di Sekolah Internasional, pengajarannya menggunakan Bahasa Inggris, fasilitas bagus, dan kurikulum Internasional dan banyak pengajar asing. Tetapi biayanya sangat mahal”.
“Setelah berhenti sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS), saya mewujudkan keinginan saya yaitu mendirikan Sekolah Global Mandiri yang mengedepankan Pluralisme. Sekolah ini memakai kurikulum nasional dan Internasional serta menerapkan metode Fun Active Learning di lahan seluas 2 hektar.
“Saya mendirikan sekolah umum agar anak-anak Indonesia yang berbeda Suku, Agama dan Ras terbiasa berbaur sejak dini untuk mengembangkan toleransi dan kerjasama”.
Apa yang mendasari ibu sampai membuat sekolah untuk anak autis baik TK, SD bahkan hingga DIII?
“Saya melihat banyak anak autis di sekitar kita dan membutuhkan tempat yang layak untuk belajar, bersosialisasi dan berkembang. Dan kami ingin mereka mendapatkan hal itu semua di sekolah kami. Education for All, All for Education”.
Sudah berapa banyak sekokah yang ibu pegang/kelola?
- Sekolah Global Mandiri, Legenda Wisata – Cibubur (Direktur)
- Sekolah Global Mandiri, Jakarta Garden City, Cakung (Direktur)
- Politeknik Kent Prasetya Mandiri, Bogor (Ketua Yayasan)
- Politeknik Darussalam, Palembang (Ketua Yayasan)
Visi misi sekolah global mandiri?
Visi : Sekolah yang Mandiri, Unggul, Disiplin dan Berdaya Saing Global
Misi :
- Mengelola dan mengembangan sekolah secara mandiri.
- Menyediakan sistem pendidikan yang bermutu dengan memperhasilkan kemampuan individu peserta didik
- Menerapkan nilai dan aturan dalam masyarakat
- Menyiapkan sumber daya berstandar internasional
- Membangun network berskala nasional dan internasional
Apakah sekokah global mandiri bisa dikatakan sekokah bertaraf internasional?
“Ya benar, kami telah menyediakan sistem pendidikan yang berkolaborasi dengan kurikulum nasional dan internasional”.
Sejak kapan sekolah D3 untuk anak autis ibu buka dan apa yang menginspirasi membuka akademi bagi anak autisme?
“Untuk program D3 khusus untuk Anak Berkebutuhan Khusus sudah mulai dibuka tahun 2015 lalu, dimana sebelumnya mereka telah menyelesaikan pendidikan mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Dan yang menjadi inspirasi saya untuk membuka Program D3 adalah adanya kebutuhan para siswa ABK untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mereka juga punya talenta yang bisa dikembangkan dan arahkan”.
Ditengah kesibukan ibu yang luar biasa bagaimana support atau dukungan dari suami?
“Saya dan suami telah menerapkan konsep Kerja Sama dari awal pernikahan kita hingga saat ini. Kami saling mendukung dan memberikan kontribusi yang sama besar terhadap perusahaan kami masing-masing”.
Bagaimana cara membagi waktu ibu dengan anak dan keluarga mengingat pasti sibuk luar biasa bahkan sering ke luar kota jumpa client?
“Ketiga anak saya sudah besar. Anak pertama sedang menuntut ilmu di Australia. Anak kedua saat ini juga telah kuliah di Jakarta dan anak kami yang ketiga masih bersekolah di SMA Global Mandiri. Kami memanfaatkan teknologi komunikasi keluarga inti agar mudah komunikasi dan kami punya jadwal khusus untuk traveling bersama setiap akhir tahun”.
Universitas di lampung apa namanya, kapan berdirinya dan ibu sebagai apa di universitas lampung?
“STIE Lampung, sudah lama berdiri dan baru dialih kelola pada tahun 2010 sampai dengan sekarang dan disana saya menjabat sebagai Ketua Yayasan”.
Pesan ibu sebagai tokoh pendidikan atau pakar pendidikan soal kondisi pendidikan saat ini?
“Pendidikan di Indonesia sudah cukup baik, dengan pemerintah sudah memperhatikan juga untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan PAUD. Semoga lebih banyak lagi tokoh-tokoh yang mau memperhatikan pendidikan demi kemajuan bangsa”.
Harapan ibu atas anugerah dan pencapaian ibu selama ini hingga di posisi yang sekarang?
“Anugrah dan pencapaian sampai saat ini masih banyak yang masih harus diperkuat dan diperjuangan dalam dunia pendidikan”.
jika ibu nanti pensiun apa yang akan ibu perbuat??
“Saya tetap berkeinginan untuk berkecimpung dalam dunia pendidikan”.
(znd)