Oleh : Siti Richa Oktamia
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sudah lebih dari delapan bulan terakhir ini berdampak pada semua bidang, mulai dari bidang ekonomi, sosial, kesehatan dan pendidikan. Khususnya dalam bidang pendidikan, pandemi ini telah mengubah seluruh wajah pendidikan di Indonesia, yaitu perubahan aktifitas belajar-mengajar. Sejak Maret lalu aktifitas pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatap muka kini di alihkan untuk belajar di rumah masing-masing secara online (daring).
Pembelajaran daring ini menjadi sebuah pilihan kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Praktik pendidikan daring ini dilakukan oleh berbagai tingkatan mulai jenjang pendidikan tingkat TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.
Pandemi ini juga berdampak pada kegiatan KKN yang dilakukan oleh mahasiswa Institut Pesantren Mathali’ul Falah Pati (IPMAFA).
Tahun 2020 ini seluruh kegiatan kampus mulai dari belajar mengajar, diskusi online, ppl kkn, wisuda dan kegiatan lainnya dilakukan secara virtual atau online. Namun pembelajaran daring tidak melunturkan semangat belajar para mahasiswa, justru adanya pandemic ini membuat mahasiswa untuk terus berkarya.
Seperti yang dilakukan oleh Kelompok KKN MDR’20 Layali Ipmafa.
Kelompok Layali dalam masa pandemi ini mengusung tema tentang “Menyemai Toleransi Di Tengah Pandemi”. Salah satunya adalah dengan mengadakan diskusi daring dengan mengambil angle tema tentang “Menggerakan Kepedulian Sosial Ekonomi di Masa Pandemi Tanpa Pandang Bulu” dengan narasumber Muammar Abdul Basith, M.Hum (Wakil Ketua PC GP Ansor Pati).
Bapak Mummar Abdul Basith dalam diskusi daring menyampaikan bahwa pandemi ini merupakan sebuah momentum kebangkitan virtual, dengan adanya kegiatan virtual ini maka melahirkan sebuah organisasi virtual juga yang mana selama masa kegiatan sebuah organisasi dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan efisiensi pencegahan penularan covid-19.
Pandemi ini berdampak pada domen sosial, yang mana perkembangan covid adalah hal yang paling signifikan yaitu, melakukan kontak sosial. Selain itu, pandemi ini juga berdampak dalam sektor ekonomi. Dulunya aktivitas market yang dilakukan dengan transaksi jual beli dengan tatp muka, kini menjadi jual beli online. Dimana antara penjual dan pembeli tidak saling bertatap muka. Dan ini banyak dikeluhkan masyarakat, pasalnya banyak penjual atau masyarakat yang kurang menguasai sistem teknologi informasi dan sinyal yang kurang mendukung.
“Dampak pandemi ini untuk tingkat kemiskinan rata-rata di Indonesia akan mengalami kenaikan sekitar 8 juta penduduk. Jika ini dibiarkan maka angka kemiskinan akan naik secara frontal. Di lihat dari indeks, unutk penurunan kemiskinan sekitar 1 sampai 1.8%, artinya peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan angka kemiskinan meningkat sampai 2.8%.” Ujar Bapak Mummar dalam diskusi daring, Sabtu (21/11/2020).
“Kurangnya perhatian terhadap penanggulangan ekonomi yang kurang membidik, khususnya di sektor pertanian, ini mengakibatkan dampak yang luar biasa.
Seharusnya pemerintah ini cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan ini. Karena dari aktivitas pertanian sendiri tidak membutuhkan banyak orang jadi dapat menghindari kerumunan, selain itu pertanian juga menghasilkan bahan pokok yang dibutuhkan manusia.” Tambah beliau.
Melihat kondisi yang semacam itu, membuat salah satu elemen masyarakat memikirkan tentang kepedulian sosial tentang apa yang harus mereka lakukan, mulai dari, bagaimana agar bisa berkontribusi dengan masyarakat baik dari skala kecil dan besar, bagaimana kepedulian sosial terhadapa masyarakat baik dari segi ekonomi dan batiniah, dan bagaimana agar tetap bisa mengajar anak anak didik walau di tengah pandemi.
“Unsur-unsur kesejahteraan dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi itu saling mempengaruhi, apabila itu dikaitakan dalam syariat islam yang dijabarkan oleh KH MA Sahal Mahfudh dalam konteks fiqh sosial dengan titik pada prinsip maqasid syariah, maka akan syariat islam memiliki sasaran yang mendasar yakni kesejahteraan lahir batin bagi setiap umat manusia. Pemecahan problem sosial itu juga merupakan upaya untuk memenuhi tanggung jawab muslimin.” Kata Bapak Muammar.
“Dari saripati yang KH Sahal dawuhkan bahwa selain sisi sisi ekonomi yang bersifat duniawi nampaknya ada beberapa hal yang perlu kita dalam hal kepedulian sosial misalnya dalam hal kebutuhan spiritual.
LAZIS NU beberapa bulan lalu membuka posko di PCNU dengan menyediakan masker, handsanitizer dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang covid-19.
Penggalangan dana dari PBNU sekitar 10 milliar diberikan kepada orang miskin, orang yang tidur dijalan, orang yang tidak mempunyai rumah, para pegawai ngaji yang kehilangan aktivitas ekonomi, orang orang yang kena PHK. Hal ini dilakukan sebagai upaya proses pencegahan covid-19 yang dilakukan oleh NU ”. Tambah beliau.