PatiNews.Com – Kolom, Wacana mobil listrik di Indonesia mulai ramai dibicarakan kembali sejak bulan September lalu. Antusiasme pun terlihat dari penduduk indonesia terlebih lagi pemerintah yang sangat gencar merealisasikan agar mobil listrik segera diproduksi massal di indonesia.
Presiden Joko Widodo juga bermimpi Indonesia akan menjadi pusat produsen mobil listrik dunia. Pemerintah pun berkomitmen pada tahun 2025 sebanyak 20% kendaraan di Indonesia sudah menggunakan mobil listrik. Mobil listrik sendiri merupakan mobil yang digerakkan menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai.
Mobil listrik tidak memerlukan BBM sebagai penggerak nya sehingga bisa mengurangi polusi udara serta ramah lingkungan.
Akhir-akhir ini pemerintah sangat serius membahas mobil listrik agar segra hadir di indonesia. Di buktikan dengan adanya peraturan presiden yakni Perpres No 55/2019 terkait kendaraan listrik.
Selain itu, produsen mobil listrik Hyundai asal Korea Selatan pun sudah menyatakan akan bekerja sama dengan indonesia untuk memproduksi mobil listrik. Pemerintah pun menyatakan bahwa perusahaan Hyundai akan berinvestasi di Indonesia senilai US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 21 triliun. Bahkan PLN yang merupakan produsen listrik milik BUMN sudah mempersiapkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di beberapa titik di Jakarta.
Bahkan usaha pemerintah untuk menarik minat masyarakat agar menggunakan mobil listrik, SPKLU akan digratiskan hingga akhir tahun ini. Pertamina pun akhir akhir ini sedang mencari partner untuk membangun industri baterai guna mendukung upaya pemerintah dalam merealisasikan mobil listrik di indonesia.
Namun, apakah indonesia siap dengan infrastruktur pendukung hadirnya mobil listrik? Hal ini menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Masyarakat yang pro dengan hadirnya mobil listrik di indonesia sangat mendukung dan menanti nantikan agar mobil listrik segera hadir di indonesia. Mobil listrik dinilai ramah lingkungan karena tidak menciptakan polusi udara dengan emisi gas buang nol.
Hal itu juga akan berdampak dengan membaiknya kualitas udara di Indonesia yang mana saat ini kualitas udara di kota kota besar sangat buruk. Banyak negara maju yang sudah sukses menerapkan mobil listrik di negaranya seperti China, Amerika, Jepang dan sebagian besar negara di Eropa sehingga Indonesia berkaca dari hal itu agar sukses menerapkan mobil listrik pula.
Kalau Indonesia tidak segera mengembangkan mobil litrik, maka tidak hanya akan tertinggal tetapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia hanya akan menjadi negara konsumen kendaraan listrik yang mana akan menambah beban keuangaran negara.
Banyak kontra yang bermunculan terkait muncul nya mobil listrik di indonesia, masyarakat menilai mobil listrik hanya akan dinikmati oleh segelintir orang saja yaitu karena harganya yang relatif mahal. Jika pemerintah menurunkan sedikit harga mobil listrik maka pemerintah juga harus siap dengan infrastrutur penunjang mobil listrik. Salah satunya adalah SPKLU yang harus tersedia di fasilitas publik seperti pusat perbelanjaan, dan SPBU Pertamina.
Selain itu, masyarakat juga menilai bahwa pemerintah juga kurang memikirkan secara matang terkait mobil listrik. Banyak yang mencurigai hal ini karena adanya desakan dari produsen mobil litrik kelas atas agar mendapat ruang untuk memasarkan produk nya di Indonesia.
Pemerintah juga harus memikirkan apakah mobil listrik tidak menghasilkan limbah sama sekali untuk kedepannya. Dapat dilihat bahwa mobil listrik masih menggunakan baterai yang mana dalam jangka waktu 10 tahun sekali harus diganti dengan yang baru. Hal ini akan menimbulkan masalah baru, akan terjadi penumpukan limbah baterai seiring maraknya penggunaan mobil listrik di indonesia sehingga diperlukan suatu ekosistem khusus untuk mendaur ulang limbah baterai tersebut nantinya. Di sisi lain pula pengisian baterai mobil listrik membutuhkan waktu yang lama dan daya tahan penggunaan nya juga tergantung pada kondisi jalan dan cuaca.
Terlepas dari pro dan kontra terkait mobil listrik. Pemerintah juga perlu waktu untuk memperkenalkan secara keseluruhan mengenai mobil litrik kepada masyarakat luas. Tidak mudah untuk menggeser kebiasaan masyarakat Indonesia yang sudah terbiasa menggunakan mobil konvensional untuk digantikan menggunakan mobil listrik.
Proses pengenalan dan edukasi kendaraan listrik yang intensif terhadap masyarakat indonesia juga merupakan salah satu cara yang bisa digunakan.
Apalagi di dukung dengan adanya harga BBM yang melambung tinggi merupakan sinyal positif untuk perkembangan mobil listrik kedepannya.
Banyak manfaat dari mobil listrik bagi indonesia jika benar-benar akan direalisasikan secara massal. Selain dapat mengurangi polusi udara di jalan raya terlebih lagi kota kota besar, mobil listrik juga dapat mengurangi penggunaan BBM sehingga bisa menyelamatkan devisa negara untuk impor BBM dan mengurangi emisi karbon.
Di luar semua pro kontra yang ada, keputusan pemerintah patut diapresiasi yang mendorong penggunaan mobil listrik di Indonesia. Namun, pemerintah juga jangan sampai melupakan permasalahan non teknis lainnya. Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan keuangan negara untuk memproduksi biaya operasional dan pembayaran pajak mobil listrik yang dinilai akan sangat tinggi jika akan terealisasi di Indonesia.
Tari Agustin
Universitas Muhammadiyah Malang