MARGOYOSO, PATINEWS.COM
“Berikan aku 100 pemuda maka akan kugoncangkan dunia”-Ir. Soekarno.
Pada tahun 2045, Negara Kesatuan Republik Indonesia akan menyentuh umur 100 tahun. Tahun 2045, Indonesia memiliki bonus demografi, yakni dimana jumlah fase usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan julah fase usia non produktif (di bawah 14 tahun atau di atas 65 tahun). Indonesia Emas 2045 telah menjadi impian besar untuk membentuk Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa lain serta dapat menyelesaikan masalah-masalah yang mendasar di Tanah Air kita, seperti isu korupsi dan kemiskinan. Kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 berada pada kualitas sumber daya manusianya, terutama pemuda. Pada 25 tahun mendatang, pemuda yang kali ini masih menduduki bangku sekolah akan menjadi garda terdepan perkembangan bangsa ini, baik itu sebagai pemangku jabatan atau bukan. Oleh karena itu, generasi pemuda harus menaikkan nilai sumber daya manusianya sehingga dapat menghasilkan kader terbaik bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur.
Pati, 24 Juli 2020, di tengah Wabah Covid-19 , Tim II KKN Universitas Diponegoro di Desa Bulumanis Lor yang terdiri dari Abdul Karim, Abdul Rouf, dan Taufiq Hidayat membuat perancangan mekanisme peminjaman Perpustakaan Desa untuk menyongsong Indonesia EMAS 2045.
Perpustakaan Desa
Di tengah wabah Covid 19, pola pendidikan berubah. Di tingkat pendidikan dasar, seperti SD dan SMP, proses pembelajaran dilakukan lewat online yang dilakukan dengan pemberian tugas. Tentunya pola seperti ini kurang efektif, apalagi dilihat dari proses literasi yang menurun. Perpustakaan Desa diharapkan menjadi penggerak literasi dan budaya baca anak-anak yang nantinya akan menjadi pemimpin di masa depan, utamanya pada saat bonus demografi 2045. Di tengah pandemi seperti ini, tidak memungkinkan bagi masyarakat untuk meminjam buku secara langsung ke perpustakaan. Untuk itu, diperlukan solusi agar budaya membaca dan literasi tetap terjaga. Salah satu caranya adalah dengan mekanisme peminjaman buku untuk perpustakaan desa. Perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan memiliki peran sangat penting dalam upaya memperluas wawasan serta menambah pengetahuan.
Dengan tersedianya perpustakaan dikalangan masyarakat pedesaan sebagai sarana untuk pembinaan minat baca, maka diharapkan pemakai dapat memenuhi kebutuhan untuk menambah pengetahuan, mendapatkan gagasan baru, memperluas cakrawala, wawasan dan pandangan, memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru dan mempertinggi kemampuan untuk berfikir dan menilai lewat bacaan.
Mekanisme Peminjaman
Perpustakaan desa bisa menjadi pusat ilmu informasi dan pengetahuan baru bagi warga desa untuk meningkatkan harkat hidupnya baik dari sisi ekonomi maupun sosial.
Sebuah bangsa bisa dinilai maju atau tidak dalam peradaban dan kebudayaannya seiring dengan tingkat kecerdasan warga negaranya dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengamanatkan bahwa salah satu inti tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini berarti bahwa setiap warga negara berhak untuk hidup cerdas. Karenanya, pemerintah berkewajiban untuk membebaskan warga negaranya dari kebodohan dan keterbelakangan, sekaligus juga berkewajiban menjamin dan menyediakan sarana dan prasarana untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.
Bukan tidak mungkin melalui perpustakaan desa nantinya muncul bibit pemuda-pemuda yang unggul dan berkarakter yang bisa membawa perubahan utamanya untuk menyongsong Indonesia EMAS 2045.
(*/ Tim II KKN Undip Bulumanis Lor)