Patinews.com – Kota, Pemasaran, saat ini merupakan kendala besar yang dimiliki oleh petani. Rata-rata di Indonesia, petani tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan harga, hal ini disebabkan karena petani tidak mampu menjual hasil pertanian nya langsung ke konsumen.
Sehingga mereka sangat bergantung pada pedagang pengepul/supplier. Situasi seperti ini tentu saja merugikan para petani. Untuk itulah pemerintah kabupaten dibutuhkan untuk bisa terus meningkatkan posisi tawar petani dalam pemasarannya.
Untuk meningkatkan potensi unggulan daerah dalam rangka untuk menggenjot laju pertumbuhan ekonomi, DPMPTSP Pati yang diwakili oleh Kabid Penanaman Modal, Didik Eka Haribawa, Kasi Promosi Endah Murwaningrum, dan Kasi Pengembangan, Sunarto melakukan kunjungan dan konsultasi tentang Sub Terminal Agribisnis Jetis, Bandungan yang sudah menjadi langganan pedagang ritel/konsumen di seluruh Jawa. Selasa, 28 Januari 2020.
Sub Terminal Agribisnis merupakan sarana pemasaran yang dibangun secara spesifik untuk melayani dan melaksanakan kegiatan distribusi dan pemasaran hasil pertanian dari sumber produksi ke lokasi tujuan pemasarannya.
STA Bandungan berdiri di lahan milik pemerintah desa dengan luas 2,5 Ha dan sangat potensial dengan sumbangan untuk Pendapatan Asli Daerah mencapai Rp 1,8 miliar per tahun dari penarikan parkir dan karcis retribusi seperti MCK, keranjang dan kios/los.
Fasilitas yang ada di STA Bandungan, diantaranya adalah ruang untuk sortasi (penyortiran), grading (pengelompokan), cold storage, display room (contoh produk), washing (pencucian) dan packing.
Kepala UPTD STA Bandungan, Didik Dwi M juga mengakui bahwa masih banyak yang harus dibenahi, diantaranya site plan yang kurang sesuai dengan kebutuhan, lahan parkir kurang luas, kekurangan SDM dan lain lain.
“Jadi STA Bandungan yang sudah lama berdiri pun masih selalu berbenah menyesuaikan situasi dan kondisi,” ujarnya.
Didik sangat optimis bahwa dengan pembuatan STA di Pati akan membantu pemasaran para petani/Poktan/Gapoktan. Karena Pati sebagai salah satu penghasil pertanian di Pulau Jawa, dan dengan semakin banyaknya fasilitas pemasaran seperti STA ini, maka semakin optimal pula produk pertanian yang terpasarkan dan akan menambah target Investasi di Pati.
“Untuk itu, DPMPTSP akan segera koordinasi dengan OPD terkait dan mendiskusikan kajian tentang Sub Terminal Agribisnis Kabupaten Pati,” tandas Didik Eka Haribawa. (pn/ red)