Infrastruktur Rusak, Irigasi Bermasalah, dan Kondisi RSUD Soewondo, Bupati Sudewo “Curhat” di Hadapan Gubernur Jateng
Kabupaten Pati menjadi tuan rumah Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) se-Eks Karesidenan Pati, Senin (21/4), yang digelar di Pendopo Kabupaten Pati. Acara strategis ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, jajaran Forkopimda Jawa Tengah, para bupati dan unsur Forkopimda dari wilayah Pati, Rembang, Blora, Kudus, dan Jepara.
Dalam forum tersebut, Bupati Pati, Sudewo, tampil lugas dan kritis. Ia memanfaatkan momentum ini untuk menyampaikan langsung berbagai persoalan krusial yang tengah dihadapi Kabupaten Pati, terutama terkait infrastruktur dasar.
Jalan Rusak dan Perluasan Jalur Jadi Sorotan
Sudewo mengawali paparannya dengan menyoroti kondisi jalan yang rusak parah di berbagai wilayah Pati. Ia secara khusus menyoroti ruas jalan provinsi Kayen–Sukolilo hingga perbatasan kabupaten yang memerlukan penanganan segera. Sementara itu, jalur Pati–Tayu dinilainya perlu diperlebar karena volume kendaraan yang tinggi dan kecepatan lalu lintas yang membahayakan.
“Kalau khusus jalan provinsi yang perlu penanganan segera dari mulai Kayen, Sukolilo, sampai perbatasan Kabupaten Pati karena dalam kondisi rusak. Jalan Pati–Tayu cukup bagus, tapi kecepatannya luar biasa, maka dari itu perlu diperlebar,” tegas Sudewo.
Irigasi Tersumbat, Pertanian Terancam
Tak hanya jalan, Sudewo juga mengungkap kondisi saluran irigasi dan infrastruktur air yang mengalami pendangkalan serta sedimentasi berat akibat kurangnya perawatan selama bertahun-tahun. Ia menyatakan komitmennya untuk segera berkoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi guna mengajukan program revitalisasi.
RS RAA Soewondo Pati Butuh Perhatian Khusus
Lebih jauh, Sudewo menyampaikan kondisi memprihatinkan Rumah Sakit RAA Soewondo Pati yang berstatus tipe B. Menurutnya, rumah sakit tersebut mengalami keterbatasan dari sisi SDM, kultur pelayanan, hingga fasilitas penunjang. Dampaknya, potensi pendapatan yang seharusnya bisa mencapai Rp 225 miliar per tahun, hanya terealisasi sekitar Rp 120 miliar.
“Ada backlog Rp 100 miliar setiap tahun. Yang rusak tidak bisa segera ditangani, kondisinya semakin parah,” ujarnya.
Sudewo berharap adanya dukungan nyata dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah agar berbagai persoalan tersebut bisa diatasi secara sistematis dan berkelanjutan.
Respon Gubernur: Infrastruktur dan Ketahanan Pangan Jadi Prioritas
Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Gubernur Jawa Tengah menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur akan tetap menjadi prioritas utama dalam RPJMD 2025. Fokus pembangunan akan meliputi sektor pertanian, jalan, sekolah, kesehatan, dan sumber daya manusia.
“Tahun 2025 kita fokus pada infrastruktur pertanian, jalan, sekolah, kesehatan, dan SDM. Lompatan besar akan kita lakukan pada 2026 untuk swasembada pangan,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya revitalisasi irigasi dan penertiban alih fungsi lahan demi menunjang program ketahanan pangan Jawa Tengah yang menargetkan produksi 11 juta ton pada 2026.
Jika kamu ingin artikel ini disesuaikan untuk media sosial atau diringkas jadi caption atau infografis, aku juga bisa bantu.