Selama 155 hari ia istiqomah melakukan kegiatan menulis, namun dalam perjalanan dirinya bukan tidak menemui halangan, pasalnya di hari ke 156 ia jatuh sakit dan diharuskan untuk istirahat terlebih dahulu
EDUKASI, PATINEWS.COM
Meski pandemi, ternyata tak menghalangi sebagian masyarakat untuk tetap produktif, termasuk salah satunya Henny Nurhasanah. Waktu luangnya selama Work From Home (WFH) ia manfaatkan untuk menulis dan menghasilkan karya yang luar biasa.
Guru MTsN 1 Pati ini mengungkapkan alasan dirinya memulai menulis berawal dari keinginannya untuk mengabadikan angan dan perasaan ke dalam sebuah karya agar bisa dinikmati dan bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, dirinya juga ingin memberikan teladan bagi anak didiknya agar giat berliterasi.
“Kalau hanya dalam angan-angan tanpa ditulis, tidak mungkin akan menghasilkan sebuah karya dan sejatinya seorang guru memang harus memberikan contoh,” ujarnya, seperti yang dilansir dari laman web resmi Kemenag Pati.
Selama pandemi, guru yang mengampu mapel bahasa Inggris ini telah berhasil menulis dan menerbitkan tiga buah buku ber-ISBN, diantaranya satu karya tunggal antologi puisi yang berjudul Menggapai Pelangi di Tengah Pandemi dan dua antologi bersama para penulis gurusianer dari Grup Media Guru Indonesia yakni Merajut Asa Meraih Mimpi Jadi Penulis (esai) dan Titik Keberuntungan dalam Keberkahan (artikel).
Ia juga menyebutkan saat ini ada dua buku antologi lagi yang masih dalam proses pengajuan ISBN. “Alhamdulillah, karya-karya tersebut terwujud berkat ketelatenan menulis sehabis sholat Ashar dan Isya, karena itulah waktu yang sering saya manfaatkan untuk menulis,” sambung Henny.
Keberhasilannya dalam menghasilkan buku, bermula ketika ia mengikuti tantangan menulis setiap hari tanpa jeda dari gurusiana, sebuah blog guru terbesar di Indonesia. Selama 155 hari ia istiqomah melakukan kegiatan menulis, namun dalam perjalanan dirinya bukan tidak menemui halangan, pasalnya di hari ke 156 ia jatuh sakit dan diharuskan untuk istirahat terlebih dahulu.
“Alhamdulillah, akhirnya hasil karya selama 155 hari itu bisa terbit menjadi sebuah buku,” sambungnya.
Tidak hanya buku saja, kemahirannya dalam menulis membuat dirinya menghasilkan beberapa modul sebagai media pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris dan beberapa tulisannya pun pernah dimuat di media cetak koran bahkan dinobatkan sebagai artikel ilmiah populer.
Pihaknya berharap, dengan karya yang ia hasilkan dapat memberikan motivasi kepada para pembaca untuk mengapresiasi karya seni, renungan untuk selalu introspeksi diri, menjadi lebih eksis dalam berkarya dan membangkitkan semangat para pembaca untuk lebih peka terhadap fenomena sosial.
“Menulislah mulai dari sekarang! Tidak ada kata terlambat, jangan takut tulisan jelek, dan jangan takut kehabisan ide. Di saat kita sudah niat untuk menulis, ide akan datang dan mengalir dengan sendirinya,” pesannya.
Sementara itu, Kepala MTsN 1 Pati, Ali Musyafak mengungkapkan apresiasinya kepada salah satu guru MTsN 1 Pati tersebut. Hal ini sebagai bukti bahwa siapapun dan dalam kondisi apapun seseorang mampu berprestasi ketika ada kemauan dan kegigihan dari dalam dirinya.
“Terus bergerak, berkreasi, dan berinovasi untuk MTsN 1 Pati. Terimakasih kepada Bu Henny, atas persembahan karya literasinya. Semoga bisa menginspirasi dan memotivasi guru yang lain untuk berlomba-lomba menghasilkan sebuah karya,” tandasnya.
(*/ dok Kemenag Pati)