Aksi Nyata Pembuatan Eco Enzym Sebagai Upaya Tim KKN UMK Dalam Mengurangi Limbah Rumah Tangga di Cebolek Kidul, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah
Cebolek Kidul, Margoyoso, Pati – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Muria Kudus (UMK) yang ditempatkan di Desa Cebolek Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, melaksanakan kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan eco-enzyme sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dampak limbah rumah tangga sekaligus memperkenalkan alternatif ramah lingkungan dalam mengelola sampah organik yang dihasilkan warga sehari-hari.
Mahasiswa KKN UMK yang berpartisipasi dalam kegiatan ini terdiri atas Ferry Ariyanto (Psikologi-S1), Muhamad Tausik’u Fikri (Manajemen-S1), Setiyawan Mukti Wijaya (Teknik Informatika-S1), Muhammad Kholiq Mifdatul Aswad (Teknik Mesin-S1), Ela Prasasti (Manajemen-S1), Diska Andriani (Manajemen-S1), Indra Wikarna (Pendidikan Guru Sekolah Dasar-S1), Tiara Septya Madiana (Sistem Informasi-S1), Aini Nor Rohmah (Akuntansi-S1), Nurul Khalimatussa’diyyah (Manajemen-S1), dan Intan Kusuma Wardani (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-S1). Bersama warga desa, mereka terlibat aktif dalam sosialisasi dan pelatihan mengenai cara pembuatan eco-enzyme, yang bertujuan untuk memberikan solusi praktis terhadap masalah limbah organik rumah tangga.
Pembuatan Eco Enzyme: Solusi Pengelolaan Limbah Organik
Eco-enzyme merupakan produk hasil fermentasi limbah organik seperti sisa buah-buahan dan sayuran dengan menggunakan gula merah atau molase dan air. Produk ini dikenal sebagai bahan multifungsi yang dapat digunakan sebagai pembersih alami, disinfektan, hingga pupuk organik. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada warga Desa Cebolek Kidul tentang pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta sangat antusias mengikuti arahan dari Tim KKN UMK mengenai langkah-langkah pembuatan eco-enzyme. Proses fermentasi ini cukup mudah dilakukan di rumah dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah tersedia, menjadikannya alternatif yang ideal bagi masyarakat pedesaan untuk memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat. Tidak hanya ramah lingkungan, eco-enzyme juga dapat mengurangi kebutuhan akan pembersih kimia komersial yang biasanya mengandung bahan berbahaya.
Dalam praktiknya, mahasiswa KKN memandu warga desa mempersiapkan bahan-bahan dan proses pembuatan eco-enzyme. Setelah semua bahan dicampur dalam botol, proses fermentasi akan memakan waktu selama tiga bulan. Produk akhir yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pembersih lantai, pupuk, hingga cairan anti serangga, yang semuanya berasal dari bahan alami.
Dukungan Program Kampus Merdeka dan Masyarakat Peduli Lingkungan
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari implementasi program Kampus Merdeka, yang menekankan pentingnya peran aktif mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan KKN seperti ini, mahasiswa tidak hanya belajar berinteraksi dengan masyarakat, tetapi juga menerapkan ilmu pengetahuan yang telah mereka pelajari di bangku perkuliahan dalam bentuk nyata dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.
Sebagai bagian dari upaya menjaga lingkungan, pengelolaan limbah rumah tangga melalui eco-enzyme ini diharapkan bisa menjadi gerakan berkelanjutan yang diterapkan oleh warga desa secara mandiri. Desa Cebolek Kidul, yang sebagian besar warganya memiliki latar belakang petani dan pengelola rumah tangga, diharapkan mampu menjadikan eco-enzyme sebagai solusi jangka panjang dalam mengurangi dampak negatif limbah organik terhadap lingkungan.
Peran Tim KKN UMK dalam Mengedukasi dan Memberdayakan Warga
Pada hari kamis (5/9) tepatnya pada jam 09.00 WIB. Tim KKN UMK melakukan sosialisasi dengan target ibu-ibu PKK dan kelompok wanita tani (KWT) di desa Cebolek Kidul, untuk turut menghadiri acara sosialisasi Eco Enzym bersama menuju Cebolek Kidul lebih bersih. “Butuh perencanaan lebih lanjut agar sungai di desa Cebolek Kidul lebih bersih dan netral kondisi airnya, hal ini akan mendapatkan perhatian khusus dari pusat. Jika warga setempat mau dan berani untuk membersihkan air bersama-sama”. Ujar Ferry Ariyanto, sebagai Koordinator Desa dari Tim KKN UMK. Ditambah, “Saya menyadari betul, hal ini mungkin belum menimbulkan efek yang signifikan. Pandangan saya ini, hanya sebagian langkah kecil untuk menciptakan lingkungan baru lebih baik dari sebelumnya, tentunya ini butuh perhatian khusus dari pemerintah maupun penanggung jawab atas limbah yang dibuang langsung ke sungai tanpa dinetralkan terlebih dahulu, tentunya tidak hanya desa Cebolek Kidul yang terdampak, namun ada beberapa desa tetangga, seperti Kajen dan Ngemplak Kidul. Sejauh yang saya tahu”.
Lanjut pada penanganan sungai dengan Eco Enzym, Tim KKN UMK tidak hanya berhenti pada tahap sosialisasi, tetapi juga berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan kepada warga desa dalam mempraktikkan pembuatan eco-enzyme. Mereka melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan warga dapat secara mandiri melanjutkan produksi eco-enzyme dalam jumlah yang lebih besar.
Menurut Ferry Ariyanto, salah satu mahasiswa KKN yang terlibat, kegiatan ini merupakan pengalaman berharga dalam melihat bagaimana pengetahuan yang didapat di kampus bisa diaplikasikan secara langsung di masyarakat. “Melalui kegiatan ini, kami berharap warga Desa Cebolek Kidul dapat terus mengembangkan eco-enzyme sebagai bagian dari gaya hidup yang ramah lingkungan. Ini juga sekaligus menunjukkan bahwa masalah limbah dapat dikelola dengan cara yang sederhana namun efektif,” ujarnya. Selain itu, warga desa sepakat adanya pengembangan lebih lanjut pada produk organik ini yang nantinya banyak manfaat.
Salah satu warga desa yang ikut dalam kegiatan ini, Ibu Siti, mengungkapkan rasa syukurnya karena telah mendapat ilmu baru tentang pengelolaan limbah rumah tangga. “Kami biasanya hanya membuang sampah organik begitu saja, tapi sekarang kami tahu bahwa sampah ini bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kami berharap bisa terus mempraktikkan ini di rumah kami masing-masing,” tutur Ibu Siti.
“Pembuatan eco-enzym sangatlah mudah dengan dapat memanfaatkan limbah organik dari rumah tangga setiap harinya, hal ini seharusnya menjadi daya tarik tersendiri untuk dapat diolah lebih baik daripada hanya dibuang. Dalam pembuatan eco-enzym, membutuhkan waktu sekitar 3 bulan agar dapat digunakan. Dan perlu diingat, eco-enzym sama sekali tidak ada kadaluarsa, jadi mau beberapa tahun pun, eco-enzym akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya”ujar Bu Sulistyani, SP sebagai Penyuluh Pertanian Desa Cebolek yang ikut mengisi sosialisasi dan praktikum.
Harapan Ke Depan
Melalui sosialisasi dan praktik pembuatan eco-enzyme ini, diharapkan warga Desa Cebolek Kidul dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta lebih bijak dalam mengelola sampah rumah tangga. Kegiatan ini juga sejalan dengan program pemerintah yang mendorong pengurangan sampah dan limbah rumah tangga serta menjaga kelestarian lingkungan.
Selain itu, program ini juga menjadi contoh bagi desa-desa lain di sekitar Kecamatan Margoyoso bahwa solusi untuk masalah lingkungan dapat dimulai dari rumah, dengan cara yang sederhana namun efektif. Dukungan penuh dari pemerintah daerah serta keberlanjutan partisipasi masyarakat menjadi kunci untuk memastikan program seperti ini dapat berkembang lebih luas.
Melalui inisiatif dan aksi nyata yang dilakukan oleh Tim KKN UMK, desa-desa di wilayah Pati diharapkan dapat terus berkembang menjadi komunitas yang lebih sadar lingkungan dan mandiri dalam pengelolaan sampah, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat untuk generasi mendatang.